EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Central Asia (BCA) mengaku masih belum bisa memprediksi perkembangan dana repatriasi yang bisa dimanfaatkan oleh pihaknya. Sebab, hingga saat ini para WP masih belum menentukan apakah dana repatriasi akan didepositokan atau diikutkan dalam equitas.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengatakan belum bisa menentukan seberapa besar dana repatriasi yang bisa diikutkan dalam program investasi pemerintah. Jahja menjelaskan, masih ada banyak pilihan bagi WP untuk mengelola dana repatriasi tersebut.
"Dana repatriasi mau diapain baru kita lega, tapi kalau ditaro di rekening giro valas, apakah ini akan mengendap lama di BCA? dua bulan kemudian, terus dia mau masuk ke SBM dan nambah equitas jadi kan kita gak tau mau mengendap lama atua enggak," ujar Jahja di Jakarta, Rabu (26/10).
Jahja menjelaskan, prediksi berapa besaran dana repatriasi yang bisa diolah dan akan ditetapkan peluang investasinya baru akan ditentukan pada akhir tahun 2016 ini. Ia menjelaskan, mendekati tahun depan baru akan terlihat berapa besar dana repatriasi yang sudah masuk ke deposito dan hal tersebut bisa meyakinkan langkah BCA kedepan.
Jahja menjelaskan, pemanfaatan dana repatriasi memang tak bisa dirasakan secara langsung jika WP memutuskan untuk mengendapkan dananya dalam deposito. Salah satu opsi pegelolaan dana repatriasi yang bisa dirasakan dengan cepat melalui equitas.
"Mungkin kalau sudah mendekati tahun depan, berapa besar di deposit, maka kita akan lebih mantap. Dana repatriasi itu gak bisa langsung, masuk ke equitas bisanya kalau langsung," ujar Jahja.
Namun, melihat kondisi program pemerintah dalam investasi infrastruktur memang sudah disiapkan. BCA juga diminta oleh pemerintah untuk mendukung program ini dan ikut terlibat dalam investasi swasta.
"Kalau proyek itu berjalan, maka perlu likuiditas yang cukup, itu perlu diperhitungkan, karena dikhawatirkan likuiditas itu, dalam waktu singkat terjadi penarikan, Infrastruktur pasti akan membuahkan hasil, tapi memang butuh waktu," ujar Jahja.