EKBIS.CO, JAKARTA -- Adira Finance menargetkan pembiayaan pada tahun 2017 mendatang dapat tumbuh di kisaran 0-5 persen. Hal ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih optimistis pada tahun depan.
Tercatat pembiayaan baru perseroan hingga kuartal III sebesar Rp 22,1 triliun atau turun 3 persen. Rendahnya daya beli masyarakat di tengah perlambatan ekonomi yang memicu penurunan pembiayaan ini.
Direktur Keuangan Adira Finance, I Dewa Made Susila mengatakan, hingga akhir tahun perseroan berharap pembiayaan mencapai sebesar Rp 30 - 31 triliun, meski masih dalam tren penurunan. "Untuk tahun depan kami masih berpikir recovery tapi sedikit, belum tumbuh dahsyat. Sekitar 0-5 persen target pertumbuhannya," ujar Made di Jakarta, Selasa (1/11).
Untuk mengantisipasi tren industri otomotif yang mengalami penurunan, perseroan melakukan diversifikasi produk dan segmen. Pada kuartal III tahun ini penyaluran pembiayaan baru untuk sepeda motor sejumlah Rp 12,5 triliun, mobil sejumlah Rp9,1 triliun dan durables sejumlah Rp 500 miliar. Sepeda motor menyumbang 57 persen dari total penyaluran baru, sementara itu pembiayaan mobil memberikan kontribusi sebesar 41 persen dan sisanya adalah durables.
Untuk tahun depan, perseroan akan kembali melakukan diversifikasi produk yakni dengan meningkat kan komposisi pembiayaan durables menjadi 3-4 persen. Perseroan juga akan meningkatkan pembiayaan di syariah dan akan mulai menyalurkan pembiayaan ke multiguna1 seperti travel dan umroh.
"Tahun depan ke semua segmen, karena kalau cuma satu segmen nggak bagus. Ini sebagai jalan keluar mengatasi kalau otomotif nggak tumbuh," ujarnya. Sementara untuk pembiayaan ke segmen multiguna, rencananya akan diluncurkan pada akhir tahun ini.