Kamis 03 Nov 2016 17:12 WIB

Dana Asing Masuk ke Pasar Domestik Capai Rp 157 Triliun

Red: Nur Aini
Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat. (ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat. (ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia menyebutkan modal asing yang masuk (capital inflow) ke pasar modal dan obligasi di dalam negeri sebesar Rp 157 triliun hingga pekan terakhir Oktober 2016.

"Sampai minggu lalu sebesar Rp 157 triliun dalam bentuk portfolio, itu tidak termasuk penanaman modal asing. Saham sekitar Rp 37 triliun sisanya obligasi pemerintah," ujar Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (3/11).

Di kuartal IV 2016, Perry melihat, potensi dana luar negeri masuk akan semakin besar. Salah satu penyebabnya adalah realisasi dari repatriasi dana program amnesti pajak yang selama ini mengendap di luar negeri. Perkiraan Perry, hingga akhir Desember 2016, dana repatriasi akan menambah Rp 100 triliun ke total modal asing yang masuk (capital inflow).

Perkiraaan angka tersebut dari catatan dana repatriasi di periode pertama amnesti pajak sebesar Rp 143 triliun, yang akan disalurkan dengan jangka waktu hingga akhir Desember 2016. "Dari Rp 143 triliun yang sudah masuk baru sekitar Rp 40 triliun. Sisanya Rp 100 triliun itu akan masuk dan kami antisipasi di Desember ini," ujarnya.

Namun, Perry mengakui, gejolak di pasar keuangan global masih membayangi. Jika tidak hati-hati, alih-alih dana masuk, sebaliknya bisa saja dana keluar terjadi. Beberapa potensi gejolak itu antara lain bersumber dari Pemilihan Presiden (Pilpres) di Amerika Serikat pada 8 November 2016, dan rencana kenaikan suku bunga The Federal Reserv.

"Pilpres kami antisipasi tetapi sejauh ini dampaknya terhadap Indonesia, itu tidak besar bahkan sama sekali tidak ada. Itu dalam arti portfolio masih masuk masih masuk, kurs relatif stabil dan cukup baik," tuturnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement