EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan terdapat aliran modal asing masuk pasar RI pada pekan kelima Januari 2023. Berdasarkan data transaksi 29 Januari hingga 1 Februari 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp 8,51 triliun.
"Ini terdiri dari beli neto Rp 5,51 triliun di pasar SBN, beli neto Rp 2,46 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 0,54 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI)," kata Asisten Gubernur Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (2/2/2024).
Selama 2023, Erwin mengatakan, berdasarkan data setelmen hingga 1 Februari 2024, terdapat nonresiden beli neto Rp 0,49 triliun di pasar SBN. Selain itu, BI juga mencatat beli neto Rp 8,75 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 21,02ll46 triliun di SRBI.
Selain itu, BI juga mencatat premi credit default swap (CDS) Indonesia lima tahun per 1 Februari 2024 sebesar 75,15 basis poin (bps). "Premi CDS Indonesia ini turun dibandingkan per 26 Januari 2024 sebesar 75,12 bps," ucap Erwin.
Bank Indonesia juga mencatat yield SBN 10 tahun turun ke level 6,54 persen pada akhir Kamis (1/2/2023). Lalu, pada Jumat (2/2/2024), yield SBN 10 tahun turun ke level 6,52 persen. Sementara, yield US Treasury (UST) 10 tahun turun ke level 3,941 persen.
Sementara itu, rupiah ditutup pada level Rp 15.869 per dolar AS pada Kamis (1/2/2024). Selanjutnya, rupiah dibuka pada level Rp 15.750 per dolar AS pada Jumat (2/2/2024).
Erwin memastikan Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. "Hal ini untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ujar Erwin.