Selasa 08 Nov 2016 06:32 WIB

Dampak Konsumsi Pemerintah Lemah Dinilai Signifikan ke Ekonomi

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi yang melambat pada kuartal III tahun ini dinilai sebagai imbas dari lemahnya konsumsi pemerintah pusat. Pelemahan konsumsi pemerintah ini sebagai imbas dari penundaan dan pemangkasan belanja pemerintah.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listianto mengungkapkan, melemahnya konsumsi pemerintah pusat memberikan sumbangan dengan porsi besar atas penurunan pertumbuhan ekonomi di kuartal III menjadi 5,02 persen yoy. Selain itu, menurut Eko, laju pertumbuhan investasi juga tercatat menurun dibanding kuartal sebelumnya, meski angkanya naik dibanding tahun lalu dengan raihan 4,06 persen.

Tak hanya itu, laju ekspor impor yang juga tercatat tumbuh negatif memberikan andil besar pada perlambatan ekonomi kuartal ini. "Salah satunya karena pemotongan anggaran. Dampak ekspor melemah karena ekonomi global juga masih lemah. Tak hanya itu, dari sisi sektoral, laju pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan turun," kata Eko, di Jakarta, Senin (7/11).

Eko memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi di kuartal IV akan bertumpu pada konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah yang akan meningkat. Kondisi ini didukung oleh momentum libur akhir tahun yang mendorong konsumsi masyarakat dan akhir tahun anggaran di mana belanja pemerintah biasanya ikut melonjak. "Seiring adanya Natal dan libur akhir tahun, serta realisasi anggaran yang biasanya memang menumpuk di kuartal keempat," katanya.

Sementara Anggota Komisi XI Misbakhun menilai, capaian pertumbuhan ekonomi kuartal III 2016 cukup sesuai ekspektasi dengan angka di atas lima persen. Misbakhun menilai, pelemahan pertumbuhan domestik ini terimbas dari lemahnya perekonomian global. Ia justru melihat berkurangnya konsumsi pemerintah pusat bukan pengaruh utama dalam pelemahan kali ini. Misbakhun juga memproyeksikan pertumbuhan di kuartal keempat masih bisa bertahan di atas lima persen yoy.

"Saya apresiasi upaya pemerintah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di atas lima persen. Saya lihat ini lebih karena ekonomi global yang masih lemah. Pemangkasan anggaran juga memberikan dampak meski saya lihat bukan yang utama," ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement