EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi memperkirakan komitmen perdagangan Trans-Pasific Partnership (TPP) yang digagas oleh Presiden AS Barrack Obama akan bubar, seusai pengusaha Donald Trump terpilih secara mengejutkan dalam pemilihan Presiden AS.
"Saya tidak percaya, TPP itu akan ada. Itu kita lupakan saja," kata Sofjan di Jakarta, Jumat (11/11).
Sofjan mengatakan pemerintah Indonesia yang sebelumnya mengkaji manfaat keikutsertaan dalam TPP, sebaiknya mengurungkan niat untuk ikut bergabung ke dalam kerja sama perdagangan tersebut, karena masa depan TPP saat ini justru terlihat suram. Ia juga memproyeksikan AS akan melakukan negosiasi ulang NAFTA dengan Meksiko dan Kanada, serta nantinya dengan Cina, Jepang maupun Korea, sehingga struktur kerja sama perdagangan internasional akan sedikit berubah dalam waktu dekat.
"Kalau betul ini yang diinginkan, dan pokoknya semua dalam negeri saja, tidak mau internasional, ini akan bahaya. Kalau dia menjalankan setengah dari yang diomongkan (semasa kampanye Pilpres), kita juga akan pusing," kata mantan Ketua Apindo ini.
Daripada mengkhawatirkan dampak terpilihnya Trump, Sofjan menegaskan akan lebih baik bagi pemerintah untuk memperkuat fundamental ekonomi agar mampu berdaya saing dan tidak rentan terhadap tekanan global. "Kita tidak usah pikirkan luar negeri, pikirkan bagaimana mempercepat ekonomi kita, investasi lebih banyak dan uang amnesti dipercepat untuk mendorong infrastruktur. Pikirkan juga menggenjot insentif agar investasi meningkat," katanya.
Menurut Sofjan, penguatan itu juga harus dilakukan kepada industri dalam negeri agar lebih kompetitif dan mampu bersaing dengan produk impor yang kemungkinan akan membanjir bila AS benar-benar melakukan proteksionisme. "Sekarang belum ada keputusan yang clear, tapi kita harus memperkuat industri dalam negeri. Jangan sampai negara lain tidak bisa ekspor ke AS, terus dilempar ke sini. Nanti mati industri dalam negeri kita," ujarnya.