Kamis 17 Nov 2016 20:29 WIB

IKM di Ceper Dikembangkan Jadi Sektor Unggulan

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Dua pekerja memilah batubara untuk membuat briket batubara di  lingkungan balai pengembangan perindustrian sub unit pengembangan IKM logam, Gedebage, Kota Bandung, Kamis (6/8).   (foto : Septianjar Muharam)
Dua pekerja memilah batubara untuk membuat briket batubara di lingkungan balai pengembangan perindustrian sub unit pengembangan IKM logam, Gedebage, Kota Bandung, Kamis (6/8). (foto : Septianjar Muharam)

EKBIS.CO, JAKARTA -- ‎Kementerian Perindustrian bertekad mengembangkan industri kecil dan menengah (IKM) logam di Ceper, Klaten, Jawa Tengah agar lebih berdaya saing dan memiliki akses pasar yang luas. Hal ini sesuai rencana kerja tahun 2017 yang menetapkan IKM logam Ceper sebagai salah satu sentra yang diprioritaskan dalam pembinaannya, selain IKM logam di Tegal dan Pekalongan. 

“Kami akan menjalankan program dan kebijakan strategis serta menggandeng pihak terkait sehingga IKM logam Ceper dapat meraih mimpinya menjadi industri unggulan di bidang pengecoran logam,” kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih melalui siaran pers, Rabu (16/11).

Gati menjelaskan, saat ini terdapat 300 unit usaha di sentra IKM logam Ceper dengan kemampuan produksi sebesar 3.000 ton per bulan dan serapan tenaga kerja mencapai 3.200 orang. Dengan potensi tersebut, eksistensi mereka harus tetap dijaga dan terus didukung sehingga dapat lebih berkembang.

Untuk peningkatan daya saing produk IKM logam Ceper, salah satu kegiatan yang difokuskan pada tahun depan adalah pemenuhan standar melalui sertifikasi SNI dan pelaksanaan bimbingan teknis dalam pembuatan blok rem komposit. 

“Karena selama ini mereka telah menjadi bagian dari pengembangan industri kereta api nasional melalui penyediaan berbagai komponen seperti blok rem,” ungkapnya. 

Sejak tahun 1990-an, PT Industri Kereta Api (INKA) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah bermitra dengan Koperasi Batur Jaya yang menaungi sebanyak 165 IKM logam Ceper untuk menyalurkan produk komponen kereta api. Selain itu, sekitar enam IKM lainnya berhasil menembus pasar secara mandiri untuk memasok langsung kebutuhan komponen PT INKA. 

Omzet yang berputar pada tahun 2015 mencapai Rp 22,5 miliar dan diharapkan makin meningkat dari tahun ke tahun. Ke depan, tidak hanya memasok komponen ke INKA dan KAI, IKM logam Ceper juga ditargetkan dapat bersinergi dengan industri lain untuk meraih pasar potensial yang lebih besar.

Terlebih lagi, pemerintah tengah konsentrasi dalam pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan jalur kereta api. Hal ini diperkuat melalui Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, di mana salah satu pembangunan yang segera dilaksanakan oleh pemerintah adalah 19 proyek infrastruktur sarana dan prasarana kereta api di berbagai daerah di Indonesia.

Proyek tersebut, di antaranya pembangunan jalur kereta api Makassar-Parepare, Prabumulih - Kertapati,  Kertapati-Simpang-Tanjung Api-Api, Tebing Tinggi-Kuala Tanjung, Purukcahu-Bangkuang, dan double track Jawa Selatan. Selain itu, pemerintah juga sedang membangun lebih dari 47  ruas tol.

 “Tentunya hal ini membutuhkan berbagai sarana pendukung yang dapat diproduksi oleh IKM kita seperti IKM logam Ceper,” ujar Gati.

Sementara itu, Wakil Direktur PT KAI Insan Kesuma menyampaikan, IKM logam Ceper perlu didorong melakukan diversifikasi produk dengan membuat blok rem kereta berbahan komposit untuk dapat memenuhi kebutuhan PT KAI dan PT INKA. 

“Saat ini, PT KAI menggunakan blok rem komposit impor karena dinilai lebih efisien dibandingkan blok rem metalik seperti yang diproduksi IKM Ceper,” ujarnya.

Debbie Sutrisno

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement