Selasa 22 Nov 2016 08:38 WIB

Cangkul Asal Sukabumi Dilirik untuk Produksi Nasional

Rep: Riga Iman/ Red: Nur Aini
Pedagang menata sejumlah kepala cangkul, ilustrasi
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Pedagang menata sejumlah kepala cangkul, ilustrasi

EKBIS.CO, SUKABUMI -- Produksi cangkul asal Kabupaten Sukabumi mulai menyedot perhatian pemerintah pusat. Perwakilan pemerintah pusat sudah melakukan survei pembuatan alat pertanian tersebut langsung ke Sukabumi.

‘’Sekitar tiga minggu yang lalu ada perwakilan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang datang ke Sukabumi,’’ kata Kepala Bidang Perindustrian, Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar (Diskoperindagsar) Kabupaten Sukabumi, Jajat Sudrajat kepada Republika.co.id Selasa (22/11).

Mereka datang untuk melakukan survei kesiapan Sukabumi untuk memproduksi cangkul. Dalam kunjungannya tersebut kata Jajat, perwakilan Kemenperin didampingi salah satu perusahaan besar di Indonesia. Kedatangan mereka diharapkan memberikan harapan baru bagi perajin cangkul di Sukabumi. Di mana, nantinya pemerintah pusat akan memesan produk cangkul asli dalam negeri.

Menurut Jajat, jika diberikan kepercayaan maka perajin cangkul Sukabumi bisa melakukannya dengan baik. Data Diskoperindagsar Sukabumi menyebutkan, keberadaan industri kecil dan menengah (IKM) logam di dalamnya cangkul tersebar di 21 sentra yang berada di 15 kecamatan. Di antaranya Kecamatan Cisaat, Kebonpedes, Nagrak, Cicurug, Kalapanunggal, Sukaraja, Nyalindung, Jampang Kulon, dan Cibitung. ‘’ Diperkirakan jumlah pandai logam mencapai sekitar 250 unit usaha,’’ kata Jajat.

Sementara jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam bidang logam mencapai lebih dari 300 orang. Mereka sudah terlatih dalam membuat produk logam seperti golok, samurai, dan produk alat pertanian seperti cangkul serta alat perlengkapan kesehatan.Menurut Jajat, kualitas produk logam dari Sukabumi tidak kalah bila dibandingkan dengan daerah maupun negara lain. Hal itu seperti pembuatan cangkul yang saat ini dihebohkan dengan kebijakan impor dari Cina.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement