EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pertanian mengaku masih harus menyiapkan lahan dan irigasi untuk meningkatkan produksi buah. Peningkatan produksi ini untuk menekan impor buah.
"Ini memang yang harus dipersiapkan adalah perluasan lahan dan penyedian air," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman kepada wartawan di Hotel Pullman, Senin (28/11).
Untuk itu, pihaknya melakukan penataan sentra produksi menjadi kawasan skala komersial yang terintegrasi dengan pelaku usaha. Pengembangan kawasan buah yang telah dikembangkan sejak 2011 hingga 2016 tercatat seluas 33.438 hektare dan paling luas untuk tanaman jeruk sebesar 14.127 hektare.
Pada 2016 ini, Kementan melakukan pengembangan kawasan buah seluas 4.102 hektare yang dilakukan dalam bentuk pengembangan kawasan reguler skala orchard dan komersial. Ia menggandeng PTPN, swasta, dan perguruan tinggi untuk mempercepat peningkatan mutu dan daya saing buah, membangun kebun buah komersial terintegrasi, dan kebun buah skala orchard.
Kualitas buah Indonesia diakuinya sempat diragukan untuk bersaing di pasar yang global. Namun Amran menegaskan bahwa kualitas buah Indonesia baik dan layak ekspor.
"Ini sebenarnya sudah bagus, hanya saja kebutuhan dalam negeri meningkat," ujarnya. Ia melanjutkan, ekspor Indonesia meningkat. Pada 2015 peningkatan sebesar 25 persen untuk holtikultura.
Salah satu komoditas buah ekspor adalah manggis. Buah tersebut selama ini diekspor ke Negara Tirai Bambu melalui Singapura. Namun, impor lewat Singapura tersebut dinilai tidak efektif. Untuk mengatasinya, Amran telah melakukan pembicaraan pemotongan jalur ekspor tersebut.
"Kita sudah bicarakan dengan Cina. Nanti kita akan langsung ke Cina, tidak lewat Singapura dulu," ujarnya.