EKBIS.CO, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang mempersiapkan proses penyelamatan asuransi tertua di Indonesia, AJB Bumiputera 1912. Proses penyelamatan ini dilakukan dengan cara right issue atau penawaran saham di pasar modal kepada anak usaha.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad mengatakan, saat ini proses penyelamatan AJB Bumiputera ini masih dalam proses dengan tim statuter. "Tentu masih terus di work out. Karena sudah ada tim statutory nya bagaimana detilnya. Itu kan aksi korporasi, yang jelas ikuti aturannya," ujar Muliaman D Hadad di Jakarta, Selasa (29/11).
Saat ini kondisi keuangan asuransi AJB Bumiputera memang terbilang sedang tidak sehat. Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Firdaus Djaelani, aksi korporasi ini dilakukan dalam rangka membesarkan dan mengembangkan AJB Bumiputera.
"Kita ingin ada investor yang masuk. Jadi nantinya kita akan melahirkan anak perusahaan, anak perusahaan inilah yang ada itikad mengundang investor. Itu masuknya harus melalui pasar modal," ujar Firdaus Djaelani pada Republika, Selasa (29/11).
Firdaus menjelaskan, aksi korporasi ini melibatkan emiten di bursa efek yang bernama PT Evergreen Invesco Tbk. Evergreen, kata Firdaus merupakan perusahaan cangkang yang menjadi anak usaha AJB Bumiputera. Nantinya investor akan masuk ke anak usaha ini melalui pasar modal.
"Investor ini masuk lewat anak usaha Bumiputera. Jadi nanti kalau misalnya harga saham itu naik, dia bisa keluar, mekanisme di pasar modal," jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pencarian investor ini dilakukan secara bertahap. Sehingga belum dapat dipastikan selesai pada akhir tahun ini.
Kendati melalui pasar modal, kepemilikan perusahaan asuransi tertua di Indonesia ini masih tetap dalam negeri. Sebab, investor asing yang bisa masuk melalui pasar modal akan berinvestasi pada anak usaha yakni Evergreen.
Sementara dari segi mutual insurance, polis baru akan dipikirkan oleh anak perusahaan. "Mekanisme nya itu, polis baru akan dipikirkan oleh anak perusahaan. AJB itu rajin menerbitkan polis baru oleh anak perusahaan, tapi AJB masih fokus dengan bisnis yang lama," katanya.