EKBIS.CO, JAKARTA -- Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) diperkirakan masih dalam tren menurun. Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta menjelaskan, saat ini imbal hasil obligasi global bervariasi. Pasar pun tengah fokus pada pertemuan bank sentral Eropa (ECB).
"Imbal hasil Negara maju mayoritas masih turun hingga akhir pekan lalu tetapi imbal hasil Negara berkembang mayoritas masih naik menandakan adanya pengaruh dari kenaikan tajam harga minyak mentah serta adanya kekhawatiran tersisa mengenai beberapa peristiwa ekonomi global," ujar Rangga, Senin (5/12).
Pasca referendum Italia yang berujung pada mundurnya Perdana Menteri Italia Matteo Renzi, saat ini fokus tertuju padaECB meeting yang dijadwalkan Kamis mendatang. Jika ECB memutuskan menambah atau memperpanjang stimulus, kata Rangga, maka imbal hasil global dipastikan turun.
"Imbal hasil SUN masih dalam tren turun mengoreksi kenaikan tajam sebelumnya yang lebih mencerminkan kepanikan dibandingkan nilai fundamentalnya," katanya.
Jelang akhir tahun, pemerintah kembali menggelar lelang SUN untuk terakhir kalinya di 2016. Kali ini, target indikatif yang ditetapkan relatif kecil, hanya sebesar Rp 6,2 triliun karena kebutuhan pembiayaan 2016 sudah tercapai.
Lelang akan digelar pada Selasa (6/12) besok. Rencananya, ada lima seri yang ditawarkan, yakni SPN03170307, SPN12171207, FR0061, FR0059 dan FR0072.
Di sisi lain, OJK tengah mengkaji aturan penerbitan green bond kepada perusahaan di pasar modal.