EKBIS.CO, YOGYAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan pertumbuhan industri kreatif digital di Indonesia perlu terus ditingkatkan karena cukup efektif memperkuat identitas dan citra bangsa di tingkat internasional.
"Oleh sebab itu kreativitas dan inovasi anak bangsa sebagai penyedia produk konten digital dalam industri kreatif digital saat ini tentu sangat diperlukan," kata Rudiantara dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Badan Litbang SDM Kemenkominfo Basuki Yusuf Iskandar dalam acara wisuda sarjana strata satu dan diploma IV Sekolah Tinggi Multi Media (STMM) Yogyakarta, Rabu (7/12).
Ia mengatakan pada era digital saat ini, industri kreatif merupakan salah satu alat yang efektif untuk menciptakan "kekuatan halus" (soft power) baik terkait dengan kekuatan ekonomi, sosial, budaya, bahkan kekuatan politik seperti yang telah dilakukan Jepang dan Korea.
"Jepang dengan 'Cool Japan' dan Korea dengan 'Korean Wave' telah berhasil menembus pasar global," kata dia.
Menurut Rudiantara, kontribusi ekonomi digital bagi pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia saat ini cukup besar. Pada 2015, total nilai transaksi perdagangan melalui internet (e-commerce) mencapai 20 miliar dolar AS, jauh meningkat dibanding 2013 yang masih mencapai 8 miliar dolar AS. "Di masa mendatang kami yakin 'e-commerce" di Indonesia akan terus tumbuh dan berkembang," kata dia.
Oleh sebab itu, pendidikan tinggi, menurut Rudiantara, memiliki peran utama dalam menyediakan SDM yang berkualitas dengan daya saing dan produktivitas tinggi di bidang industri kreatif digital.
Untuk mendukung terwujudnya kekuatan ekonomi digital, menurut dia, Kemenkominfo telah mencanangkan sejumlah program yang ditargetkan tercapai pada 2020 yakni 1.000 technopreneur, 1.000.000 petani dan Nelayan Go Digital, 8.000.000 UMKM Go Digital, dan Desa Broadband Terpadu di 187 Kabupaten yang termasuk kategori terluar, terpencil, dan terbelakang.
Tanpa kesiapan itu, Indonesia sebagai negara dengan populasi penduduk yang besar, menurut dia, hanya akan menjadi target pasar negara-negara ASEAN.
"Walaupun memiliki sumber daya alam yang kaya raya, tetapi akan menjadi bangsa yang miskin kalau tidak kreatif dan tidak inovatif," kata dia.