Senin 12 Dec 2016 10:21 WIB

Redenominasi Uang Rupiah, Mungkinkah?

Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja sedang menghitung mata uang dolar di money changer, Jakarta, Selasa (13/9).
Foto:

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Ronald Waas mengatakan, pemerintah sudah mengusulkan agar program redenominasi rupiah dimasukkan dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) di DPR pada tahun depan. Sebab, kondisi perekonomian tahun 2017 dinilai sudah kondusif untuk membahas adanya redenominasi rupiah.

"Yang terpenting undang-undangnya diketok. Soal kapan diberlakukannya bisa diatur dalam undang-undang," kata Ronald Waas pekan lalu di DPR RI.

Menurut Ronald, untuk redenominasi mata uang rupiah diperlukan sosialisasi yang masif dan masa transisi selama 5 tahun. Apalagi mengingat kondisi geografis Indonesia yang memiliki belasan ribu pulau.

"Masa transisinya seperti uang rupiah dihapus dulu kemudian diganti yang baru. Butuh waktu lima tahun untuk transisinya," jelas Ronald.

Pada beberapa negara yang telah melakukan redenominasi, dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mensosialisasikannya. Lembaga penyelenggara sistem pembayaran seperti bank pun harus mengeluarkan penyesuaian biaya investasi karena mata uang yang baru.

Direktur Bank BRI, Kuswiyoto mengatakan, perbankan siap mengikuti pemerintah dalam melakukan penyesuaian apabila redenominasi rupiah dilakukan.

"Secara teknis bank tidak ada masalah, tinggal pengurangan angka 000. Tapi secara bisnis, dampak ke ekonomi belum tahu, karena kita belum mengkaji itu," ujar Kuswiyoto.

Adanya redenominasi tentunya akan mengakibatkan efek domino. Namun ia meyakini apabila program dan kebijakan ekonomi yang dijalankan pemerintah tetap berlangsung dan ekonomi stabil, maka redenominasi tidak sulit untuk dilakukan.

Senada dengan Kuswiyoto, Wakil Presiden Direktur Bank BCA Armand Hartono mengakui bahwa pada awalnya mungkin redenominasi rupiah akan membuat repot perbankan.

"Nggak apa-apa repot, tukar-tukar sebentar, nggak masalah. Kita ikuti saja BI dan pemerintah,"ujar Armand.

Sementara itu, Direktur Digital Banking dan Teknologi Bank Mandiri, Rico Usthavia Frans menilai adanya redenominasi akan mendorong bisnis uang non tunai (cashless).

"Seperti di India, ada demonetisasi, uang pecahan besar diambil. Itu bagus, impact-nya orang bisa mulai cashless," ujar Rico.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement