EKBIS.CO, MALAYSIA -- Analis Bank Of Tokyo di Singapura, Teppei Ino menilai kurs rupiah akan merosot sekitar dua persen menyusul kenaikan suku bunga The Fed pada awal Desember ini. Dana sekitar Rp 12,3 triliun yang masuk dari program amnesti pajak pada akhir tahun ini dinilai menjadi penyelamat rupiah agar tak merosot lebih tajam lagi.
"Sebagian besar dana yang dipulangkan dar program tax amnesty pada akhir tahun ini mendukung aliran dana rupiah sehingga merosotnya nilai rupiah tak begitu tajam," ujar Ino seperti dilansir dari The Strait Times, Senin (19/12).
Hal ini dinilai menjadi peringatan bagi pemerintah Indonesia agar bisa mengatur strategi agar rupiah tak semakin anjlok. Ino juga menilai tren dolar akan semakin menguat pada kuartal pertama tahun depan.
Ino mencatat, rupiah memang sempat mengalami angin segar setelah menguat pada empat kuartal berturut turut hingga September pasca program amnesti pajak yang telah membawa reformasi ekonomi yang sudah defisit sejak 2011.
Bank of Tokyo-Mitsubishi memprediksi rupiah akan terus melemah ke level 13.700 per dolar AS pada akhir Maret 2017. "Lingkungan makro tidak akan lemah untuk Indonesia dengan penerimaan pajak dari program amnesti yang akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur," kata Ino. "Perkiraan rupiah lemah lebih didorong oleh cerita dolar AS," ujarnya.