Jumat 23 Dec 2016 16:50 WIB

BI: Inflasi Akhir Tahun Bisa 3 Persen

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menyampaikan sambutannya dalam seminar Surat Berharga Komersial (SBK) di Gedung Kebon Sirih, Bank Indonesia (BI), Jakarta, Senin (24/10).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menyampaikan sambutannya dalam seminar Surat Berharga Komersial (SBK) di Gedung Kebon Sirih, Bank Indonesia (BI), Jakarta, Senin (24/10).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi hingga akhir tahun 2016 bisa berada di bawah 3,00 persen atau tepat 3,00 persen secara tahunan (year on year/yoy). Hal itu apabila inflasi Desember berada di kisaran 0,3 persen (month to month/ mtm)

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara mengatakan, inflasi hingga pekan kedua Desember berada di kisaran 0,25 persen. Apabila inflasi bertahan di kisaran angka tersebut hingga akhir bulan ini, maka secara keseluruhan inflasi bisa berada di bawah 3,00 persen.

Sebelumnya pada November 2016, tercatat inflasi sebesar 0,47 persen atau 2,59 persen untuk tahun kalender (Januari-November) / year to date (ytd). "Sampai minggu kedua month to month masih di bawah 0,30 persen, jadi bisa yoy di bawah 3,00 persen atau mungkin 3,00 persen," ujar Mirza di Gedung Bank Indonesia, Jumat (23/12).

Kendati begitu, Mirza mengaku belum mau menyimpulkan karena adanya Hari Raya Natal pada pekan ketiga Desember dan jelang tahun baru dapat menaikkan angka inflasi. Sehingga bank sentral memproyeksi inflasi hingga akhir tahun akan berada di sekitar 3,00-3,20 persen secara tahunan (year on year).

Proyeksi tersebut berada jauh di bawah target inflasi Bank Indonesia yang sebesar 4 plus minus satu persen di akhir 2016. Untuk tahun depan, bank sentral juga menargetkan inflasi berada tidak lebih dari empat persen.

Meskipun ada kenaikan inflasi dari komponen harga -harga yang diatur pemerintah (administered prices) dari tarif dasar listrik dan harga gas, BI akan terus berkoordinasi agar hal ini tidak memicu peningkatan inflasi. "Pada 2017 ini kita usahakan tidak lebih dari 4 persen, di asumsi RAPBN kan 4 persen. Walaupun ada kenaikan administered price dalam rangka efisiensi APBN. Tapi inflasi volatile food dan administered jangan sampai lebih dari 4 persen," kata Mirza.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement