EKBIS.CO, PALEMBANG -- Pembangunan pabrik pupuk baru dengan nama Pusri II B di lingkungan PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) telah selesai. Pabrik yang merupakan revitalisasi dari pabrik Pusri II sudah mulai berproduksi.
“Pada 30 September 2016 pabrik pupuk Pusri II B sudah berhasil memproduksi urea kemudian dilanjutkan dengan first drop amoniak pada 3 November 2016,” kata Direktur Utama PT Pusri Mulyono Prawiro usai memperingati HUT ke57 PT Pusri, akhir pekan lalu.
Pabrik Pusri II B yang yang kehadirannya untuk mengganti pabrik Pusri-II yang usianya sudah tua dan tinggi konsumsi energinya tersebut peresmian tiang pancang (ground breaking) dilaksanakan Menteri BUMN Dahlan Iskan pada 8 April tahun 2013. Direncanakan pabrik ini beroperasi pada akhir 2015, namun baru bisa berproduksi pada akhir 2016.
Menurut Mulyono Prawiro, molornya pengoperasian pabrik baru tersebut karena ada sejumlah persoalan teknis dan nonteknis selama pembangunan pabrik. “Pabrik Pusri II B ini menggunakan teknologi canggih. Jadi tidak bisa sembarangan harus bagus presisinya,” ujarnya.
Pabrik Pusri II B selain menerapkan teknologi baru juga dapat menghemat bahan baku gas alam, yakni dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49 MMbtu per ton amonia dan 21,18 MMbtu per ton urea.
Jika dibandingkan dengan Pabrik Pusri II yang kini masih beroperasi memiliki rasio pemakaian gas per ton produk 49,24 MMBTU per ton amonia dan 36.05 MMBTU per ton urea. Dengan pabrik Pusri II B akan dihemat pemakaian gas sebesar 14,87 MMBTU per ton urea. Pusri-II B memiliki kapasitas produksi pupuk urea sebesar 907.500 ton per tahun dan amoniak sebesar 660 ribu ton per tahun.
Mulyono Prawiro menjelaskan, pabrik Pusri II B diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi penggunaan bahan baku, menurunkan harga pokok produksi, sehingga harga pupuk PT Pupuk Sriwidjaja dapat bersaing dengan harga pupuk produksi dalam dan luar negeri.
Selain itu pabrik Pusri II B akan menjadi pengganti pabrik Pusri II yang telah berumur lebih dari 40 tahun. Pabrik pupuk urea Pusri II memiliki kapasitas terpasang sebesar 380.000 ton per tahun diresmikan Presiden Republik Indonesia Soeharto pada 8 Agustus 1974.
Pembangunan pabrik Pusri II B dilakukan kontraktoR konsorsium antara PT Rekayasa Industri (Rekind) dan Toyo Engineering Corporation. Pabrik ini menggunakan teknologi proses amoniak : Purifier – KBR dan urea : ACES21 – TEC.