EKBIS.CO, YOGYAKARTA -- Pedagang daging mengalami penurunan omset penjualan pada musim Natal kali ini. Hal tersebut disinyalir terjadi karena Natal berbarengan dengan musim liburan sekolah.
Pedagang di Pasar Demangan, Yuni (45) mengatakan, biasanya ia bisa menjual daging ayam sebanyak 90 kilogram (kg) setiap hari. Namun sejak tiga hari terakhir ia hanya bisa menjual 80 kg daging ayam. “Ya, kalau Natal memang sepi. Apalagi sekarang musim libur anak sekolah,” kata perempuan yang tinggal di Manisrenggo Kota Yogyakarta itu pada Republika, Senin (26/12).
Meski sepi pelanggan, harga daging ayam tetap naik. Dari awalnya hanya Rp 30 ribu per kg menjadi Rp 31 sampai Rp 32 ribu per kg. Namun, menurut Yuni, tidak ada pembeli yang protes dengan kenaikan harga itu lantaran kenaikan harga tidak signifikan. Di sisi lain pengiriman pasokan daging ayam pun terus berjalan lancar.
Hal serupa diungkapkan oleh pedagang sapi, Mamat (50). Bahkan perayaan Natal sama sekali tidak menyebabkan kenaikan pada harga daging sapi. Sebab kenaikan harga jual daging sapi sudah terjadi sejak sebulan lalu, menjadi Rp 120 ribu per kg.
Mamat menjual daging sapi dengan harga tersebut, lantaran harga jual dari pemasok sudah mahal. “Dari juragannya sudah mahal. Makanya di sini juga mahal. Kita juga mau menurunkan harga tetapi berat,” katanya.
Namun demikian, pasokan daging sapi berjalan lancar. Sementara tingkat penjualannya tidak jauh berbeda dengan daging ayam. Di mana terjadi penurunan pada musim Natal.
Biasanya Mamat bisa menjual daging 30 kg per hari. Namun ia hanya mampu menjual daging sekitar 25 kg selama tiga hari terakhir ini. Pria yang tinggal di Demangan itu berharap agar harga daging bisa segera turun sehingga penjualannya bisa meningkat.