EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan, hotel syariah masih memiliki ruang besar untuk tumbuh di Indonesia. Tahun lalu, pertumbuhan hotel syariah di Indonesia mencapai 10 persen.
"Memang belum banyak, baru di beberapa daerah aja. Walaupun permintaan itu ada," katanya kepada Republika.co.id, Senin (2/1).
Ia menjelaskan, pertumbuhan hotel tersebut masih berfokus di beberapa titik destinasi wisata halal seperti Lombok. Hal ini sejalan dengan ditetapkannya Lombok sebagai salah satu destinasi halal terbaik dunia. Ia mengatakan, pertumbuhan hotel syariah tersebut ada yang merupakan pembangunan hotel berkonsep syariah baru maupun konversi hotel konvensioanl. "Relatif banyak yang mengkonversi," ujarnya.
Sementara pertumbuhan hotel konvensional untuk saat ini dinilai harus ditahan. Hariyadi mengungkapkan saat ini banyak investor yang menahan diri di sektor hotel konvensional tersebut. Sebab, diakui Hariyadi, jumlah hotel yang ada tidak sesuai dengan permintaan. "Banyak hotel yang ditunda pembangunannya, jadi mencari keseimbangan baru dulu," ujar dia.
Ia mengatakan, saat ini kondisi hotel konvensional di Indonesia sudah cukup ideal dengan 507 ribu unit kamar, baik berbintang maupun tidak. Namun angka tersebut di luar Airbnb. Jumlah tersebut bahkan menurut Hariyadi merupakan yang terbesar di ASEAN.