EKBIS.CO, SURABAYA –- Komoditas cabai rawit mendorong terjadinya inflasi di Jawa Timur pada Desember 2016. Persentase perubahan harga cabai rawit ini dari Desember 2015 ke Desember 2016 tercatat sebesar 107,1 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono, mengatakan inflasi Jatim pada Desember 2016 sebesar 0,56 persen (mtm) atau 2,74 persen (yoy). Inflasi tahunan tersebut tercatat paling rendah sejak 10 tahun terakhir.
Komoditas utama yang memberikan andil terbesar inflasi Desember 2016 antara lain, telur ayam ras, tarif angkutan udara, tarif pulsa ponsel, bensin, dan cabai rawit. Sedangkan komoditas yang memberikan andil terhadap deflasi seperti emas perhiasan, bawang merah, cabai merah dan apel.
Sementara komoditas yang memberikan andil terhadap inflasi Jatim sepanjang 2016 yakni, bawang merah, rokok kretek filter, bawang putih, cabai rawit, dan biaya pendidikan perguruan tinggi. Sedangkan komoditas yang menghambat laju inflasi yakni, bensin, beras, daging ayam ras, semen, dan tarif ponsel.
“Cabai rawit ini naiknya 22 persen pada Desember, sepanjang tahun juga kenaikan harga cabai rawit mencapai 107,1 persen, harganya lebih dari dua kali lipat dari tahun lalu,” kata Teguh dalam konferensi pers di kantor BPS Jatim, Selasa (3/1).
Menurutnya, persoalan cabai rawit yang paling mempengaruhi lonjakan harganya pada sisi produksi. Komoditas ini sangat rentan gagal panen karena faktor cuaca. Sehingga dampaknya terhadap stok cabai menjadi lebih sedikit dan berpengaruh pada kenaikan harga.
“Selama 2016 ini tercatat beberapa kali komoditas cabai rawit menjadi pemicu terjadinya inflasi, yakni pada bulan Maret, Juli, Agustus, November, dan Desember,” kata dia.