Jumat 13 Jan 2017 14:41 WIB

Menyulap Limbah Jadi Pundi-Pundi Uang

Rep: Yusuf Assidiq/ Red: Nidia Zuraya
Kerajinan miniatur bus. Seorang perajin menyelesaikan kerajinan miniatur bus di Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah.
Foto:

Sementara itu, seorang pengrajin asal Desa Karanggeneng Kabupaten Boyolali, Jateng, pun mempunyai ide kreatif dengan memanfaatkan limbah, namun bukan limbah kayu, melainkan limbah gelas plastik bekas tempat minuman. Limbah plastik itu, oleh Hendrati Sri Kristianingsih (50) dianyam dan diubah menjadi produk piring yang cantik.

Ide kreatif warga RT 01 RW 013 Singkil Boyolali, ini muncul setelah mengamati piring dari bahan baku lidi buatan para pengrajin dari Yogyakarta. "Saya membut piring dari limbah gelas plastik ini, baru pertama kali dan belum ada yang memproduksi kerajian seperti ini," kata Hendarti.

Dikatakan, dirinya pertama mencoba-coba dengan limbah gelas plastik bekas minuman yang dibersihkan hingga steril, kemudian dianyam dengan bahan tali kawat suvenir yang berwana-warni sehingga setelah jadi kelihatan cantik dan kuat. Untuk membuat satu piring, kata dia, bisa menghabiskan sebanyak 48 limbah gelas plastik.

Adapun waktu yang diperlukan untuk membuat satu piring ini, sekitar tiga hingga empat jam. Ia mengaku tidak kesulitan memperoleh bahan baku limbah gelas plastik. Pasalnya, ia menjalin bekerja sama dengan para pemulung dengan membeli seharga Rp 300 ribu per kilogramnya. "Satu kg gelas plastik bisa mendapatkan sekitar 400 biji. Jumlah ini, dapat dibuat piring unik bisa mencapai 100 biji," ujar Hendarti.

Menurut dia, kerajinan piring plastik tersebut merupakan produksinya yang terbaru. Sehingga dibuat belum terlalu banyak hanya sekitar 100 hingga 200 piring per bulan. Dia menjelaskan, untuk memasarkan hasil produksinya, antara lain dengan mengikuti ajang pameran kerajinan yang digelar di wilayah Boyolali dan sekitarnya. Hasilnya cukup lumayan. “Satu kali pameran bisa laku sekitar 200 piring,” jelasnya.

Produk piringnya tersebut dijual sekitar Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu per bijinya. Ia menjamin kualitasnya higienis dan bersih, tetapi memang tidak tahan api. Jika akan digunakan, piring ini dilapisi daun pisang atau pun kertas minyak. Piring ini, paparnya, rata-rata diproduksi sekitar 50 biji per bulan, dan hasilnya dapat menambah penghasilan keluarga.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement