Jumat 13 Jan 2017 14:50 WIB

BI: Pekan Pertama Januari Terjadi Inflasi 3,26 persen

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Inflasi
Inflasi

EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyebutkan inflasi pada awal tahun 2017 sedikit lebih tinggi dibandingkan akhir tahun 2016. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, perkembangan inflasi berdasarkan survei pemantauan harga di minggu pertama memang agak tinggi.

"Berdasarkan survei kami estimasi 0,74 persen month to month (mtm) dan 3,26 persen year on year (yoy)," ujar Perry di Gedung Bank Indonesia, Jumat (13/1).

Angka tersebut, lebih tinggi dibandingkan inflasi Desember 2016 sebesar 3,02 persen. Perry menuturkan, penyebab tingginya inflasi pekan pertama Januari 2016 ini karena kenaikan komponen inflasi dari harga-harga yang diatur pemerintah (administered prices).

Beberapa faktor dari administered prices antara lain kenaikan biaya administrasi STNK yang menyumbang inflasi sebesar 0,25 persen di Januari. Kemudian tarif dasar listrik menyumbang sebesar 0,11 persen. (Gubernur BI: TPID Berperan Besar Menstabilkan Harga)

"Sementara untuk yang lain masih relatif terkendali. Kami melihat inflasi inti masih terkendali," kata Perry.

Inflasi inti relatif terkendali menunjukan permintaan dalam negeri naik, dan tercukupi kebutuhan produksi dalam negeri. Dari sisi permintaan dalam negeri terpantau naik dari beberapa indikator survei yang ada, produksi serta penjualan eceran konsumen.

Menurut Perry, ini menunjukkan kegiatan ekonomi dalam negeri terus naik. "Hal ini menunjukkan kenaikan administered prices khususnya STNK dan tarif dasar listrik hanya berdampak temporer," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement