EKBIS.CO, PURWAKARTA -- PJT II Jatiluhur akan meningkatkan pasokan listrik untuk kebutuhan industri di Kabupaten Purwakarta. Pasalnya, saat ini izin dari kementerian terkait sudah turun sehingga perusahaan BUMN ini bisa menjual listrik langsung ke industri tanpa harus ke PLN terlebih dulu.
Dirut PJT II Jatiluhur, Djoko Saputro, mengatakan, selama ini pihaknya sering menerima masukan dari pemkab, soal penjualan listrik untuk industri. Karena itu, pada 2016 kemarin pihaknya sudah bisa menjual listrik langsung ke industri. Akan tetapi, kuotanya masih belum maksimal. "Tahun ini, kita akan naikan kuota listrik untuk industri," ujar Djoko, kepada Republika, Senin (16/1).
Pada 2016 kemarin, lanjut Djoko, PLTA Jatiluhur mampu memroduksi listrik sekitar 1,2 miliar kWh. Dari hasil produksi itu, 60 persennya terserap untuk kebutuhan PLN. Sisanya, dialokasikan untuk industri, yakni sekitar 280 juta kWh. Untuk tahun ini, suplai bagi industri akan ditingkatkan jadi 100 persen.
Menurut Djoko, sebenarnya pihaknya ingin membantu industri di Purwakarta. Supaya, bisa mendapatkan listrik dengan harga murah. Seperti, yang sering disarankan oleh bupati. Akan tetapi, terbentur dengan aturan. Maka, keinginan tersebut terganjal untuk direalisasikan.
Akan tetapi, aturannya sudah diperbolehkan. Makanya, PJT bisa menjual listrik langsung ke industri. Adapun tarif listrik yang dijual ke PLN harganya hanya Rp 289 per kWh. Sedangkan PLN menjual listrik ke industri dengan tarif Rp 1.100 sampai Rp 1.200 per kWh-nya.
"Tarif listrik dari kami ke industri, harganya Rp 850 per kWh. Tarif ini jauh lebih murah ketimbang dari PLN," ujar Djoko.
Guna merealisasikan suplai listrik untuk industri sampai 100 persen, pihaknya akan memastikan seluruh turbin bisa beroperasi. Ada enam turbin yang mampu menghasilkan listrik. Selama 2016 kemarin, seluruh turbin mampu beroperasi. Makanya, produksi listrik meningkat.
"Tahun ini juga diharapkan tak ada kendala pada turbin maupun travo. Supaya, kami bisa memasok listrik langsung ke industri," jelasnya.
Sementara itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengaku, selama ini pihaknya sangat prihatin dengan kondisi industri di wilayahnya. Sebab, biaya produksi sangat mahal. Termasuk harus membeli listrik dengan tarif yang mahal.
"Akibatnya, hasil produksi industri kita juga sangat tinggi. Sehingga, susah terjangkau oleh masyarakat," ujarnya.
khusus mengenai listrik, di Purwakarta ada perusahaan yang memroduksi listrik. Yakni, PLTA Cirata dan PLTA Jatiluhur. Pihaknya sering meminta supaya, ada alokasi untuk industri dari kedua perusahaan listrik tersebut. Namun, karena terganjal aturan, maka listrik industri tetap harus dibeli dari PLN.
Namun, saat ini PJT II Jatiluhur sudah bisa menjual listriknya ke industri langsung. Pihaknya sangat mengapresiasi. Diharapkan, dengan tarif listrik yang murah, industri tak lagi menggunakan batu bara untuk bahan baku listriknya. Dengan begitu, pencemaran udara di Purwakarta bisa terminimalisasi.