EKBIS.CO, SEMARANG -- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah tidak mengkhawatirkan "Trump Effect" atau dampak dari terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat terhadap perekonomian Indonesia.
"Sejauh ini saya masih optimistis karena ekspor ke Amerika Serikat kebanyakan adalah tekstil dan kayu dan mereka akan kesulitan memproduksi sendiri," kata Ketua Apindo Jawa Tengah Frans Kongi di Semarang, Kamis (19/1).
Menurut dia, yang membuat sulitnya Amerika Serikat memproduksi sendiri salah satunya karena upah tenaga kerja yang tinggi sehingga investor lebih memilih melakukan produksi di negara yang upah tenaga kerjanya masih rendah.
Selain itu, jika untuk industri kayu atau mebel, Amerika Serikat akan kesulitan bahan baku sehingga jika ingin melakukan produksi sendiri harus mendatangkan bahan baku dari luar negeri. Oleh karena itu, Frans optimistis ke depan Amerika Serikat masih akan mengimpor barang dari Indonesia khususnya Jawa Tengah.
Untuk diketahui, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah selama tahun 2016, nilai ekspor ke Amerika Serikat sebesar 1.334.690.000 dolar AS atau menempati posisi pertama untuk negara tujuan ekspor terbesar dari Jawa Tengah.
Sementara itu, meski tidak mengkhawatirkan "Trump Effect", Frans mengimbau kepada seluruh pengusaha agar lebih efisien dalam melakukan produksi. "Upaya ini untuk mengantisipasi adanya langkah proteksi Amerika Serikat terhadap barang dari negara lain," katanya.
Di sisi lain, dia berharap agar pemerintah memberikan dukungan terkait efisiensi yang dilakukan oleh para pengusaha, salah satunya dengan memberikan arahan kepada perbankan agar menurunkan besaran suku bunga kredit.
"Saat ini suku bunga masih di kisaran 12 persen, harapan saya bisa turun menjadi 8-9 persen. Tujuannya agar kita memiliki daya saing. Sebagai gambaran saja, di Vietnam yang menjadi negara produsen pesaing Indonesia suku bunga kreditnya 6 persen," katanya.