EKBIS.CO, JAKARTA -- Total E&P Indonesia masih membahas hak partisipasi Blok Mahakam dengan Pertamina. Pihak Total kemarin bertemu dengan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan untuk membahas hal tersebut.
President & General Manager Total E&P Indonesie (TEPI) Arividya Novianto mengatakan pihaknya pada Maret 2017 tetap akan melakukan pengeboran pada enam sumur yang ada di Blok Mahakam. Sembilan belas sumur lainnya yang akan bekerja sama dengan Pertamina baru akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
Ia mengatakan pembahasan mengenai hak partisipasi akan dilakukan pascamasa transisi pengelolaan selesai. Menurutnya, pelaksanaan masa transisi ini lebih penting agar produksi Blok Mahakam tidak menurun.
"Kami belum membicarakan masalah hak partisipasi, karena kami memprioritaskan masa transisi. Kalau ini berjalan lancar, baru kami akan masuk diskusi ke arah itu," ujar Novi itu di Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman, Rabu (1/2).
Novi menjelaskan total masih tetap berkomitmen investasi di Blok Mahakam hingga kuartal I 2017. Sesuai rencana, perusahaan akan mengebor enam sumur pada bulan Maret mendatang. Sedangkan Pertamina sendiri akan mengebor 19 sumur.
Hal ini dimungkinkan setelah pemerintah mengamandemen kontrak bagi hasil produksi (Production Sharing Contract/PSC) blok Mahakam pada akhir tahun lalu dan didukung oleh Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 30 Tahun 2016.
Saat ini, TEPI selaku operator Blok Mahakam memiliki 50 persen hak partisipasi dan 50 persen lainnya dikuasai Inpex Corporation Ltd. TEPI akan mengakhiri kontraknya pada 31 Desember 2017 setelah hampir 50 tahun mengoperasikan Blok Mahakam.
PT Pertamina Hulu Mahakam telah ditunjuk pemerintah sebagai operator baru per 1 Januari 2018. Untuk proses transisi, TEPI telah membentuk unit khusus pada Desember 2015 bernama Transition Mahakam Operatorship (TMO).
"Prioritas utama TEPI pada 2017 adalah menahan penurunan produksi dan memastikan proses transfer operator Blok Mahakam ke PT Pertamina (Persero) dapat berlangsung mulus," ujar Novi.
Perusahaan itu menargetkan produksi gas 2017 mencapai 1.430 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Ada pun untuk produksi minyak mentah dan kondensat direncanakan sebesar 53.000 barel per hari. Namun, secara investasi, nilainya diakui memang lebih rendah dibandingkan 2016 karena situasi harga minyak dunia dan kontrak Blok Mahakam yang menjelang berakhir.