EKBIS.CO, JAKARTA -- Saham syariah dan perbankan BUMN dinilai menjanjikan dan memiliki prospek baik pada tahun ini. Hal ini dikarenakan masyarakat memiliki kepercayaan yang tinggi pada saham syariah dan BUMN yang berada di bawah pemerintah.
Presiden Direktur BNI Securities, Adiyasa Suhadibroto menilai, masih banyak orang yang ragu menanamkan uangnya di saham, tetapi bisa lebih mempercayai saham syariah. "Karena syariah cenderung straightforward, tidak neko-neko," katanya pada Republika.co.id, Jumat (3/2).
Menurut Adiyasa, hal tersebut yang menjadikan saham syariah lebih mudah diterima oleh masyarakat, di samping imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan konvensional. Namun, saat ini masih belum banyak emiten yang menerbitkan saham syariah. "Syariah memang tidak banyak. Tapi indeksnya bagus," katanya.
Sedangkan saham konvensional yang lebih diterima calon investor adalah saham blue chip, seperti BUMN. Menurut Adiyasa, saham tersebut baik untuk berinvestasi jangka menengah. Selain itu, saham perbankan dinilai masih menjanjikan. Dari sisi sektor, sektor infrastruktur, perkebunan, dan komoditas juga dinilai memiliki prospek yang baik pada tahun ini.
Dedi Arianto, Asisten Vice President Investor Relation Bank BNI menilai, prospek berinvestasi pada syariah di tahun ini juga masih baik. Sedangkan untuk konvensional, khususnya perbankan, ia menilai kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) 4 prospektif. "BNI dan BRI kan sudah paparan kinerja dan hasilnya bagus ya. Tinggal kita tunggu Mandiri dan BCA,"kata Dedi.
Sementara itu, Pengamat Pasar Modal, Satrio Utomo menyebutkan, calon investor akan berinvestasi pada apapun yang menguntungkan. Namun, di tengah pertumbuhan ekonomi yang masih cenderung biasa-biasa saja, saham- saham sektor konsumer belum terlalu dilihat orang. Perbaikan harga-harga komoditas mengikuti harga minyak dinilai akan menarik minat investor pada sektor pertambangan dan perkebunan. Selain itu, upaya pemerintah untuk membangun infrastruktur merupakan peluang yang baik untuk berinvestasi. Namun apabila calon investor masih ragu, ia menyarankan untuk berinvestasi pada instrumen investasi syariah.
"Kalau komoditas dan konstruksi itu naik, yang lebih diuntungkan tentu saja adalah indeks-indeks syariah. Kalau indeks-nya kelihatan lebih menguntungkan, reksa dana itu lebih menarik di syariah," ujarnya.