EKBIS.CO, JAKARTA -- Anjuran pemerintah untuk meningkatkan investasi domestik disambut baik oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Di satu sisi, Apindo juga meminta pemerintah untuk bisa mensiasati iklim perdagangan di Indonesia agar konsumsi domestik juga bisa jalan.
Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani mengatakan, selama ini memang pertumbuhan ekonomi didukung penuh oleh konsumsi domestik. Namun, pola industri di Indonesia sedikit yang memang berperan sebagai global supply chain. Hariyadi mengatakan hal ini sudah menjadi modal penting negara untuk bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Kita perlu investasi domestik memang. Tapi disatu sisi kita musti memproduksi kebutuhan dalam negeri. PE kita ini di drive sama konsumsi domestik. Waktu nya kita beberes gimana caranya kita lakukan subtitusi impor sebesar besarnya," kata Hariyadi saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (5/2).
Haryadi menjelaskan, di satu sisi pengusaha pasti menambah modal untuk memperkuat likuiditas seiring target pertumbuhan ekonomi. Hariyadi menilai pemerintah juga harus membantu pengusaha dengan menciptakan iklim perdagangan yang ramah dan membuat pengusaha tidak harus tergerus dengan persaingan asing.
"Ini kita tingkatin nilai tanbah. Ini kan juga persoalan daya saing. Kalau jadipun kita kompetitif. Ini momentumnya ya. Kita benahin itu supaya industri kita costnya lebih efisien," ujar Hariyadi.
Hariyadi mengatakan dalam sektor pangan saja misalnya, indutsri pangan di Indonesia masih bergantung pada impor misalnya dalam hal bahan baku jagung. Ia menilai pemerintah harus bisa membuat skema agar negara tak lagi tergantung pada impor bahan baku.
"Pertumbuhan kita memang naik. Tapi secara kualitas gak bagus. Nilai tambahnya gak bessr. Pangan aja kita harus impor. Ini harus diberesin. Barang produk konsumsi kita harus masih impor," ujar Hariyadi.
Untuk menjaga pertumbuhan investasi di dalam negeri, Menteri Keuangan Sri Mulyani menekankan, pemerintah akan fokus memperkuat fundamental ekonomi. “Dalam hal ini, menurut saya diversifikasi (pendorong ekonomi di masing-masing daerah) menjadi kunci,” kata dia, Jumat (3/2).
Selain itu, ia menilai perlunya kebijakan-kebijakan yang mendorong daya saing produk lokal dan daya beli masyarakat. Dengan begitu, industri domestik bisa makin menggeliat dan investasi bisa kembali tumbuh.