EKBIS.CO, CIANJUR -- Pengrajin rajutan dari benang rami di Cianjur, Jabar, berharap mendapat bantuan modal dari pemerintah. Ini mengingat rajutan yang terkenal hingga keluar negeri tersebut sudah menjadi sumber mata pencaharian warga khususnya ibu rumah tangga di Kampung Kubang, Desa Cimacan.
Aktivitas industri rumahan yang tersebar dari RT 1-5 di RW 09 tersebut, memang sudah berjalan sejak lama, dimana hasil produknya pun beragam, seperti tas handphone, dompet, syal serta topi rajut berbagai ukuran.
Banyaknya peminat membuat produk hasil rajutan ibu rumah tangga tersebut dipasarkan di berbagai objek wisata di Jawa Barat, bahkan sudah ada yang dipasarkan ke negara-negara Asean hingga Timur Tengah.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Cipanas, Syahrial Rahmat Mulyana mengatakan, awal dibentuknya home industri rajutan digagas seorang pengrajin yang sudah pakar dan membina warga melibatkan Karang Taruna sampai membentuk beberapa kelompok.
"Suntikan modal awal kami dapatkan dari program PNPM Pariwisata, ternyata setelah di kembangkan dan produknya di pasarkan ke berbagai tempat wisata, tingkat penjualannya sangat bagus," katanya di Cianjur, Ahad (5/2).
Hingga sat ini, sudah terbentuk delapan kelompok yang tiap hari terus melakukan produksi, dimana mayoritas perajutnya memberdayakan ibu-ibu untuk mengisi waktu luang.
"Harga yang ditawarkan dari yang termurah Rp 6.500 sampai yang paling mahal Rp 40 ribu. Ini merupakan harga pabrik karena kalau sudah dilempar ke pasaran tergantung pedagang akan menjual berapapun," katanya.
Karena sudah menjadi sentra rajutan, Syahrial berharap kedepannya Pemkab Cianjur dapat memberikan dorongan dan bantuan untuk melakukan pembinaan pada warga yang tinggal di kampung lainnya.
"Kalau setiap hari libur kita kekurangan bahan karena pesanan sudah banyak sedangkan modal yang dimiliki terbatas. Produk yang kami ciptakan dari benang rami hanya ada disini, makanya kami berharap pemkab dapat ikut membantu berupa permodalan," katanya.
Seorang ibu rumah tangga yang merupakan pengrajin, Yuyum (40 tahun) setiap hari mengisi waktu kosong dengan merajut benang hingga berbentuk sebuah produk."Saya sejak dari pertama ikut merajut, dulunya hanya beberapa orang saja dan belum sebanyak sekarang," katanya.
Meskipun awalnya hanya untuk mengisi waktu luang namun lama kelamaan Yuyum menjadikan rajutan sebagai sumber mata pencaharian bagi keluarganya. "Sambil mengembangkan bakat terus jadi ketagihan, ada penghasilan yang saya dapat setiap bulannya bisa mencapai Rp 300-400 ribu," katanya.