EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (AE) Garibaldi Thohir mengatakan produksi batu bara pihaknya relatif stabil tahun ini. Adaro, lanjut dia, selalu berprospek jangka panjang.
Dalam panduan bisnis Adaro, pada 2016 perusahaan menargetkan produksi batu bara dalam kisaran 52 juta ton hingga 54 juta ton. Pada 2016, total produksi batu bara Adaro sebanyak 52,64 juta ton, sesuai panduan jangka panjang.
"Kita melihatnya long term, kita juga selalu memikirkan kebutuhan domestik meningkat, maka kita sepakat ga mau geber, takutnya kebutuhan sendiri ga cukup," tutur Garibaldi atau yang akrab disapa Boy di Jakarta.
Mengenai harga, dia menerangkan, Adaro mengikuti acuan yang ditetapkan pemerintah. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merilis Harga Batubara Acuan (HBA) untuk penjualan langsung (spot) yang berlaku 1 Januari 2017 hingga 31 Januari 2017 pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB vessel) adalah 86,23 dolar AS per ton. "Kan kita pakai indeks dan lebih bagus kan daripada tahun lalu, tapi kan variatif," ujar Boy.
Pada intinya, jelas Boy, semua tergantung dari pasokan dan permintaan pasar. Ia belum melihat permintaan naik secara signifikan. "Tetapi memang pasokan di satu sisi gak banyak juga perusaahan batu bara yang tadinya kolaps terus geber produksi, gak gampang. Orang mau financing close (FC) juga sudah gak mau. Mestinya, saya rasa ya stabillah, gak over suplai juga, demand juga gak," tutur Boy.