EKBIS.CO, JAKARTA -- Ekonom Core Indonesia Akhmad Akbar Susamto mengungkapkan ada tiga faktor yang menyebabkan ketimpangan atau kesenjangan kesejahteraan terjadi di Tanah Air. Pertama, ketimpangan bisa terjadi karena perluasan faktor produksi tidak merata.
"Produksi yang tidak merata menyebabkan ketimpangan, seharusnya negara melakukan sesuatu contohnya terkait lahan, restrukturisasi lahan," tutur Akhmad, saat mengunjungi kantor Republika.co.id, Jumat (10/2).
Faktor kedua yakni berasal dari Sumber Daya Manusia (SDM). Menurutnya, tak semua anak Indonesia bisa mendapatkan pendidikan bagus.
"Mereka yang mampu bisa sekolah layak, masuk sekolah negeri lalu kuliah di universitas negeri, jalannya ke depan jelas. Sedangkan yang tidak mampu, sekolah yang penting lulus. Akhirnya ada ketimpangan," ujarnya.
Ia menyatakan, membahas ketimpangan memang akan sangat panjang. Apalagi terkait faktor ketiga, yaitu kesempatan. Akhmad mengatakan, kesempatan mengakses dunia luar belum merata di masyarakat Indonesia. Kondisi itu terjadi salah satunya karena infrastruktur yang belum merata.
"Proyek infrastruktur yang nanggung, tidak akan berhasil. Misalnya ngaspal jalan di desa, itu saja nggak akan bisa. Kalau nggak hati-hati malah melebarkan ketimpangan," tuturnya.
Sebelumnya, Core Indonesia menyatakan, berdasarkan data historis 2008 sampai 2009, pertumbuhan PDB pernah jatuh hingga 4,6 persen. Sedangkan rasio gini Indonesia mencapai 0,35 persen, lebih rendah dibandingkan 0,39 persen pada September 2016.
Namun, beberapa tahun kemudian saat ekonomi tumbuh hingga di atas enam persen, rasio gini juga naik menjadi 0,41 persen pada 2011 sampai 2015. Jadi apabila, ke depan ekonomi tumbuh lebih tinggi dan pada saat yang sama rasio gini menurun berarti menjadi indikasi kuat kesuksesan program pemerintah dalam mengatasi ketimpangan kesejahteraan masyarakat.