EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan Afrika merupakan salah satu kawasan yang bisa memberikan keuntungan bagi Indonesia dalam perekonomian. Hal ini diungkapkan setelah perwakilan dari Indonesia sempat melakukan kunjungan ke sejumlah negara di Afrika.
"Jadi kalau Afrika potensi ekonomi bagus dan kami sudah bagi tugas dengan beberapa menteri khususnya Mendag (Menteri Perdagangan). Karena biasanya kita ingin intensifkan kerja sama," kata Retno usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin (13/2).
Retno menjelaskan, pemerintah saat ini memaksimalkan berbagai kunjungan kenegaraan yang dilakukan. Dalam setiap kunjungan ke banyak negara, bukan Menteri tertentu saja yang datang, melainkan juga sektor lain seperti perwakilan badan usaha milik negara (BUMN), kamar dagang dan industri (Kadin), dan perbankan yang akan membantu dalam skema keuangan.
Baru-baru ini Kemenlu telah berkunjung ke beberapa negara seperti Mozambik, Afrika Selatan, dan Mesir. Dari kunjungan ini, Kemenlu menginsyratkan bakal ada kerja sama untuk membangun kereta api di Mozambik. Dalam pembangunan kereta api tersebut dibutuhkan gerbong untuk rangkaian kereta, dan Indonesia bisa ikut serta dalam pembangunan ini.
"Kemarin sudah saya tawarkan, jadi sudah dalam bentuk yang detil dan para duta besar kita berikan analisis kebutuhan untuk proyek tersebut, kemudian mekanisme yang mereka bisa terima juga seperti apa," kata Retno
Selain kerja sama di sektor perhubungan, Indonesia juga akan didorong untuk menawarkan produk industri strategis yang dimiliki seperti pesawat terbang buatan PT.DI, hingga kerja sama dengan PT PAL. Proyek ini, kata Retno, biasanya akan terbentur pendanaan, maka perbankan yang diikutsertakan diharap bisa membuka jalan kebutuhan dana atas proyek yang nantinya akan digarap bersama Indonesia.
Menurut Retno, kunjungan ini bisa disebut sebagai diplomasi ekonomi. Ke depan, Indonesia akan mulai menjajaki hal serupa dengan Nigeria dan beberapa negara lain di Afrika. Selain itu, negara-negara di Amerika Latin dan Asia Tengah juga akan dilakukan diplomasi serupa.