EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan 10 CEO perusahaan Australia dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Negeri Kangguru tersebut. Para CEO yang hadir adalah mereka yang memiliki keinginan untuk berinvestasi di Indonesia di sektor infrastruktur, pertambangan, pariwisata, industri makanan dan minuman, industri bahan peledak, farmasi dan peternakan sapi. Pertemuan antara Presiden dengan para pengusaha Australia tersebut berlangsung di Sydney pada Sabtu (25/2).
Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia saat ini sedang menikmati iklim positif investasi yang tercermin dari sejumlah hasil survei lembaga pemeringkat seperti Moody's dan Fitch. Dua lembaga pemeringkat tersebut telah menaikkan status Indonesia dari stabil menjadi positif.
Di hadapan para pengusaha, Jokowi juga menyampaikan bahwa indeks kepercayaan publik di Indonesia naik tujuh persen menjadi 69 persen, berdasarkan lembaga konsultan komunikasi Edelman. Ia juga memaparkan sejumlah kebijakan pemerintah yang telah berhasil menaikkan peringkat kemudahan berusaha (East of Doing Buisness) Indonesia dari posisi 106 menjadi 91.
"Peringkat ini menjadikan Indonesia sebagai prioritas para investor untuk menanamkan modalnya. Tapi saya ingin mendengar dari Anda, bagaimana perkembangan investasi yang telah atau akan dilakukan dan bagaimana saya dan menteri saya bisa membantu," kata Presiden, yang didampingi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong.
Dalam pertemuan tersebut, para pengusaha kemudian menyampaikan sejumlah hambatan yang masih mereka temui dalam berinvestasi di Indonesia. Salah satu pengusaha meminta kemudahan dalam mendapatkan sertifikasi halal untuk produk multivitamin. Kesempatan itu juga dimanfaatkan pengusaha untuk menyampaikan keinginan mereka menambah investasi di Indonesia.
Seorang pengusaha menyatakan komitmen untuk mengembangkan jaringan hotelnya di Indonesia. Saat ini, perusahaan tersebut baru memiliki 10 hotel di Indonesia dan berencana meningkatnya menjadi 100 hotel dalam empat tahun mendatang. Selain itu, ada pula perusahaan pembiayaan investasi yang menyampaikan rencananya mendanai proyek pembangkit listrik dengan energi terbarukan berkapasitas 200 mega watt.
Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengatakan, ada minat investasi senilai 4-5 miliar dolar AS yang berhasil dicatatkan dalam pertemuan tersebut. Minat investasi dari para pengusaha Australia tersebut berasal dari sektor pertambangan, industri makanan dan minuman, pariwisata, dan infrastruktur.
BKPM mencatat, realisasi investasi Australia di Indonesia selama 2016 mencapai 174 juta dolar AS. Jumlah tersebut sedikit lebih tinggi dari pada realisasi investasi di tahun sebelumnya yang mencapai 167 juta dolar AS.