Senin 27 Feb 2017 12:21 WIB

Negara Asia Pasifik Berkomitmen Perluas Pertanian Berkelanjutan

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang petani menunjukan hasil panen cabai di lahan pertanian Kalitengah, Wedi, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (10/1).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Seorang petani menunjukan hasil panen cabai di lahan pertanian Kalitengah, Wedi, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (10/1).

EKBIS.CO, BADUNG -- Asian Productivity Organization (APO) mendorong negara-negara anggotanya memperluas konsep produktivitas hijau atau green productivity (GP). APO merupakan organisasi antar pemerintahan regional Asia-Pasifik berkomitmen tumbuh bersama untuk mencapai produktivitas pangan berkelanjutan.

"Perubahan iklim, migrasi, dan alih fungsi lahan saat ini menjadi tantangan ketahanan pangan di dunia," kata Direktur Bidang Pertanian APO, Muhammad Saeed dalam Workshop 'Advanced Agribusiness Management Course for Executive and Managers' di Kuta, Senin (27/2).

Kondisi di atas, kata Saeed tak hanya terjadi di Indonesia, namun juga dunia. Migrasi di berbagai negara dunia membuat lapangan kerja sektor pertanian tak lagi disentuh generasi muda.  Ada sekitar 2,6 miliar penduduk urban di dunia, sayangnya sektor strategis seperti pertanian masih saja didominasi generasi tua. Ancaman berikutnya adalah alih fungsi lahan yang kian memperlambat pertumbuhan pembangunan pertanian.

APO mendorong negara-negara anggotanya memperluas konsep produktivitas hijau atau green productivity (GP) yang sudah berakar di negara-negara anggota. Direktur Bina Produktivitas di Kementerian Ketenagakerjaan, Estiarty Haryani mencontohkan konsep subak di Bali yang sejalan dengan GP tersebut.

"Kita di APO ingin tumbuh bersama, meningkatkan produktivitas bersama. Model pertanian di Bali yang menjadi contoh sukses adalah subak," katanya kepada Republika.co.id.

Indonesia Perlu Lebih Banyak Petani Off Farm

Esti berharap para manajer dan eksekutif di lapangan bisa meningkatkan produktivitas pertaniannya. Workshop ini melibatkan enam partisipan lokal dan 35 peneliti dari berbagai bidang. Harapannya Indonesia bisa menyerap ilmu dan pengalaman lebih banyak dari negara-negara yang sukses di sektor pertanian.

Sejumlah delegasi anggota APO hadir dalam workshop kali ini. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Hari Priyono mengatakan keberlanjutan pertanian Indonesia saat ini mengadapi tantangan akibat konversi dan degradasi lahan.

"Perubahan iklim di sisi lain menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan poduksi pertanian nasional," katanya.

Untuk mengatasi tantangan ini, pelaku usaha, khususnya petani perlu meningkatkan efisiensi dan tetap kompetitif dalam lingkungan global yang kompleks. Sektor pertanian Indonesia harus bersaing dengan teknologi canggih, baik yang dibiayai pemerintah atau pun jaringan multinasional.

Produksi pertanian juga erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan, pembangunan pedesaan, dan kemampuan menyerap tenaga kerja. Hal ini terbukti di Indonesia di mana selama krisis, sektor pertanian tetap tumbuh dan memberi dampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement