EKBIS.CO, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengumumkan bahwa perusahaan minyak negara Arab Saudi, Saudi Aramco akan menginvestasikan 7 miliar dolar AS dalam proyek kilang minyak dan petrokimia di negara bagian selatan Malaysia, Johor.
Najib mengatakan keputusan itu dibuat setelah diskusi antara kepala eksekutif Saudi Aramco dan perusahaan energi milik negara Malaysia Petroliam Nasional Bhd (Petronas). Dana untuk proyek Kilang dan Pengembangan Terpadu Petrochemical (RAPID) sebesar 27 miliar dolar AS.
Pernyataan Najib menandai pembalikan dramatis dalam keberuntungan RAPID setelah sebelumnya pada Januari Petronas direncanakan akan diputuskan kemitraannya oleh Aramco. Pada saat itu, Petronas mengatakan akan terus bergerak terlepas dari keputusan Aramco tersebut.
"Ini merupakan investasi yang signifikan dan lebih rincinya akan diumumkan besok," kata Najib dalam jumpa pers singkat setelah jamuan makan siang negara untuk Raja Arab Saudi Salman dan rombongan.
Pejabat eksekutif Petronas dan Saudi Aramco dijadwalkan untuk menandatangani perjanjian pada Selasa (28/2) waktu setempat. Sebuah sumber mengatakan Aramco akan membeli saham pada kilang, cracker, dan operasi petrokimia RAPID. Aramco juga akan menyediakan setidaknya 50 persen dari minyak mentah yang akan diolah di RAPID, dengan opsi untuk meningkatkan pasokan.
Seorang analis minyak dan gas dengan konsultan Frost & Sullivan yang berbasis di Kuala Lumpur Subramanya Bettadapura, menyebutkan dana Aramco akan membantu RAPID semakin membuahkan hasil. Ini juga akan membantu keinginan Saudi dan para pemimpin Malaysia dalam mempertahankan hubungan dekat antara kedua negara.
"Konfirmasi investasi ini akan membantu membawa proyek RAPID ke tahap kesepakatan. Ini niat baik dari Raja Saudi sendiri untuk berinvestasi dan untuk menjaga hubungan baik dengan Malaysia, meningkatkan hubungan bilateral," ujar Subramanya.
Proyek RAPID yang terletak di Pengerang di Johor, direncanakan mulai beroperasi pada kuartal pertama 2019. RAPID akan memuat kilang minyak 300 ribu barel per hari. Sedangkan untuk kompleks petrokimia berkapasitas produksi 7,7 juta metrik ton. Kompleks ini akan berdiri bersama penyimpanan minyak yang ada di Pengerang. Tahun lalu, Petronas mencari pinjaman sebesar 7,2 miliar dolar AS untuk proyek tersebut dengan jaminan yang terpisah dari perusahaan dan Aramco.
Selain penandatanganan kesepakatan Petronas-Saudi Aramco pada hari Selasa, Malaysia, dan Arab Saudi juga menandatangani empat kesepakatan lainnya. Kesepakatan tersebut berhubungan dengan perdagangan bilateral, sumber daya manusia, kerja sama ilmiah dan pendidikan, dan perjanjian berbagi berita antara kantor berita dari kedua negara.