EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) lewat PT Pertamina Hulu Energi (PHE), resmi menandatangani perjanjian jual beli untuk akuisisi kepemilikan Shell Upstream Overseas Services Limited di Blok Masela. Melalui perjanjian tersebut, PHE bekerja sama dengan perusahaan migas Malaysia, Petronas, mengambil alih 35 persen kepemilikan Shell di blok tersebut.
PHE nantinya akan mengelola 20 persen dari kepemilikan saham dan 15 persen sisanya akan dikelola oleh Petronas Masela.
Adapun, penandatanganan perjanjian jual beli kepemilikan Blok Masela dilakukan langsung oleh Direktur Utama PHE Wiko Migantoro, Naib Presiden Eksekutif dan Ketua Pegawai Eksekutif Huluan Petronas, Datuk Adif Zulkifli, dan Director Finance for Acquisition Divestment and NBD Asia Pacific Shell Kuo Tong Soo.
Penandatanganan dilakukan dalam pembukaan Konvensi Indonesia Petroleum Association (IPA) Selasa (25/7/2023) dan disaksikan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif, Direktur Jenderal MIGAS Tutuka Ariadji, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati serta Presiden & Ketua Pegawai Eksekutif Kumpulan Petronas Tan Sri Tengku Muhammad Taufik.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, menyampaikan demi memenuhi kebutuhan energi nasional dibutuhkan komitmen untuk menjaga pasokan migas dari sisi hulu.
“Selain mengelola lapangan eksisting maka diperlukan strategi untuk mengembangkan lapangan baru, salah satunya adalah Lapangan Abadi di Blok Masela,” kata Nicke.
Ia menjelaskan, PHE sebagai Subholding Upstream Pertamina memiliki pengalaman panjang dalam kegiatan eksplorasi, pengembangan, dan produksi minyak dan gas laut dalam baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Selain itu, PHE, melalui salah satu anak usahanya, juga memiliki pengalaman yang terbukti dalam pengembangan dan pengoperasian Kilang LNG Badak dan juga pemasaran LNG domestik dan internasional.
“Kemampuan dan kehandalan PHE yang menjadi bukti kuat bahwa Pertamina selaku BUMN dapat membangun kerjasama dengan partner global. Ke depan, Pertamina berharap dapat melakukan kerjasama strategis pengembangan bisnis dan potensi lainnya di masa mendatang,” kata Nicke.
Nicke menjelaskan, ke depan Lapangan Abadi Blok Masela berpotensi menyerap hingga 10 ribu tenaga kerja. Pengembangan Blok Masela diharapkan dapat membantu percepatan pengembangan area lokal sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan dapat menyerap tenaga kerja lokal.
“Ini tentunya akan berdampak langsung pada pengembangan ekonomi di wilayah Indonesia Timur,” katanya.