EKBIS.CO, JAKARTA -- Tingkat inflasi bulan Februasi 2017 tak terpengaruh oleh bencana banjir di sejumlah daerah di Indonesia. Kelompok bahan makanan misalnya, yang rantai distribusinya terdampak langsung akibat banjir, justru mengalami deflasi.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menjelaskan, dua komoditas utama yang tercatat masih mengalami inflasi karena harganya masih tinggi adalah cabai rawit, dengan andil ke inflasi sebesar 0,05 persen, dan bawang merah besar dengan sumbangan ke inflasi 0,03 persen.
Sementara komoditas lainnya mengalami deflasi. Contohnya, cabai merah besar mengalami deflasi memberikan andil deflasi 0,09 persen, daging ayam ras 0,08 persen, dan telur ayam ras 0,03 persen. Artinya, lanjut Suhariyanto, kondisi cuaca dan hujan lebat yang terjadi sepanjang Februari tidak membuat harga komoditas pangan utama melonjak tinggi.
"Dampak banjir, rantai distribusi pasti terpengaruh. Namun dari data kami, kenaikan harga komoditas sangat terkendali," ujar Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Rabu (1/3).
BPS merilis, angka inflasi Februari 2017 sebesar 0,23 persen, dengan inflasi tahun kalender 1,21 persen dan inflasi tahun ke tahun 3,83 persen. Angka inflasi tersebut, lebih banyak disumbang oleh penyesuaian tarif listrik golongan 900 VA pada Januari lalu terutama pelanggan pascabayar. Sementara kelompok bahan pangan malah menyumbang deflasi.
Suhariyanto melanjutkan, kenaikan harga komoditas pun hanya terjadi pada bahan pangan yang mudah membusuk khususnya sayuran. Sementara harga beras dan bahan pokok lainnya, ia sebut masih cukup terkendali.
"Beras pun turun 0,015 persen. Komoditas yang menyumbang inflasi hanya cabai rawit dan bawang merah. Sehingga, dampaknya (banjir) tidak terlalu besar," katanya.