EKBIS.CO, YOGYAKARTA -- Laju inflasi Kota Yogyakarta pada Februari 2017 ini tercatat sebesar 0,36 persen. Angka inflasi ini turun signifikan dari laju inflasi pada Januari lalu yang mencapai 1,24 persen.
Namun inflasi Februari tahun ini cukup tinggi jika dibandngkan posisi Februari tahun lalu yang mengalami deflasi 0,09 persen. Laju inflasi Yogyakarta pada Februari dipengaruhi oleh kenaikan harga sejumlah komoditas. "Kenaikan harga yang signifikan berpengaruh pada laju inflasi Februari adalah kenaikan tarif listrik, tarif rumah sakit dan masih tingginya harga cabai," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, B Priyono dalam paparan pers di kantor BPR, Rabu (1/3).
Menurutnya, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberi andil terjadinya inflasi pada Februari ini antara lain tarif listrik yang naik 4,30 persen memberi andi terbesar terhadap inflasi. Kenaikan tarif Listrik memberi andil sebanyak 0,19 persen. Disusul kenaikan tarif rumah sakit 4,76 persen memberi andil sebesar 0,06 persen pada laju inflasi Yogya.
Sementara cabai rawit yang naik 16,12 persen memberi andil 0,04 persen dan tarif pulsa ponsel yang naik 1,74 persen memberi andil sebesar 0,04 persen pada inflasi. Kenaikan bawang merah sebesar 6,11 persen, minyak goreng 3,4 persen masing-masing memberi andil inflasi 0,02 persen.
Komoditas yang menahan inflasi adalah penurunan tarif angkutan udara sebesar 10,21 persen memberi andil menahan inflasi 0,16 persen. Sedangkan penurunan harga daging ayam ras 5,29 persen dan telur ayam 7,9 persen mampu menahan inflasi 0,05 persen.
BPS berharap tim pengendali inflasi daerah (TPID) bisa bertindak lebih cepat dalam pengendalian harga kebutuhan pokok terutama cabai. Pasalnya cabai ini sudah mengalami kenaikan harga sejak akhir tahun lalu hingga awal 2017 masih stabil tinggi.