EKBIS.CO, JAKARTA -- Pertumbuhan kredit Bank BJB mencapai 14,2 persen secara year on year (yoy) pada 2016 menjadi Rp 63,1 triliun. Sebelumnya, penyaluran pada 2015 hanya Rp 55,3 triliun.
Kontribusi terbesar berasal dari segmen kredit konsumer yang pertumbuhannya mencapai 15,7 persen menjadi Rp 44,2 triliun pada Desember tahun lalu. Sedangkan, kredit mikro hanya tumbuh enam persen menjadi Rp 3,5 triliun dari Rp 3,3 trriliun.
"Kita akan benahi terus kredit mikro sampai menyerah," ujar Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan kepada wartawan di Jakarta, Kamis, (2/3).
Ia menambahkan, untuk menyalurkan kredit mikro BJB selama ini bekerjasama dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Perseroan menargetkan dapat bekerja sama dengan 300 BPR dari seluruh Indonesia.
"Sudah 25 persen pertumbuhannya yang bekerja sama dengan kita," tambahnya.
Untuk program mikro, BJB juga melakukan pemberdayaan ekonomi terpadu, termasuk menyebarkan cluster bisnis. Dengan pembinaan terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diharapkan, para pelaku UMKM bisa menyadari dana tersebut bukan hibah sehingga harus dibayar sehingga dapat disalurkan lagi ke berbagai UMKM lainnya.
Rasio kredit bermasalah (NPL) pada 2016 pun berhasil diturunkan dari 2,91 persen menjadi 1,69 persen. "BJB sudah lakukan strukturisasi terhadap kredit bermasalah, bahkan hasilnya sudah terlihat," ujar Irfan.
Pada 2017, BJB menargetkan pertumbuhan kredit sekitar 12 persen. Sektor utama yang akan dikejar tetap kredit konsumer. Produknya akan lebih diperluas karena pangsa pasarnya pun cukup tinggi.
Sektor kedua yang akan dikejar adalah kredit korporasi termasuk komersial. Untuk mengurangi risiko, perseroan akan melakukan kredit sindikasi proyek besar dan kredit multifinance yang memiliki NPL nol persen.
Baca juga, Laba Bank BJB Tumbuh 14 Persen