EKBIS.CO, SOREANG -- Pelaku usaha busana muslim di Kabupaten Bandung mengaku kesulitan mengakses pasar luar negeri khususnya Timur Tengah untuk menyebarkan barang dagangannya. Selama ini, barang yang dikirim ke luar negeri selalu menggunakan perantara pihak ketiga. Selain itu, promosi yang dilakukan untuk mendongkrak potensi lokal terbilang minim.
"Selama ini, kami kesulitan mengakses pasar luar negeri. Adapun berbagai produk yang dibeli orang luar itu melalui pihak ketiga, tidak langsung ke kami," ujar salah seorang pemilik konveksi busana muslim di Kampung Lembur Picung, Kecamatan Soreang, Usep Ikhsan (30 tahun), Senin (6/3).
Ikhsan mengungkapkan, rata-rata pelaku usaha tidak memiliki koneksi langsung ke pasar luar negeri atau pun Timur Tengah. Ada sebagian kecil saja pelaku usaha busana muslim yang menjual langsung barangnya ke luar negeri.
Diakui Ikhsan, promosi yang dilakukan Pemerintah daerah pun masih sebatas melalui internet yang cukup berisiko dalam urusan jual beli. Bahkan, akses permodalan pun relatif sulit sehingga banyak pelaku usaha mengandalkan peminjaman modal dari perorangan.
Menurutnya, produk busana muslim dari Soreang banyak mendominasi pasar dalam negeri. Bahkan pembeli dari Malaysia, Brunei Darusalam, dan negara Timur Tengah biasa membeli busana Muslim produk Soreang.
"Kualitas produk kami tidak kalah dengan negara lain. Selama ini, orang luar biasa memborong busana Muslim dari Pasar Baru Bandung maupun di Jakarta. Kemudian dijual lagi di negaranya," katanya.
Dikatakan Ikhsan, jumlah pelaku usaha konveksi busana muslim di Kecamatan Soreang kurang lebih mencapai ini 1.000 usaha konveksi. Rata-rata sebagian besar membuat busana muslim dewasa pria, wanita dan anak-anak. Menurutnya, di Soreang hampir 80 persen adalah pelaku usaha busana muslim termasuk secara di Kabupaten Bandung.