Kamis 09 Mar 2017 03:02 WIB

Cadangan Devisa Indonesia Lebih Kuat, Ini Alasannya

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
cadangan devisa, ilustrasi
cadangan devisa, ilustrasi

EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa (FX reserve) pada Februari 2017 mencapai 119,9 miliar dolar AS, tertinggi sejak September 2011. Kenaikan cukup signifikan cadangan devisa ini dinilai akan memitigasi risiko dari ketidakpastian ekonomi global.

Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy mengatakan, cadangan devisa yang bertambah 3 miliar dolar AS tersebut dibanding Januari 2017, disebabkan solidnya kondisi ekspor terutama ekspor migas, dan stabilnya nilai tukar rupiah sehingga tidak banyak membutuhkan intervensi moneter BI.

"Cadangan devisa dapat melawan kondisi risiko dari eksternal ke depannya karena levelnya sudah lebih dari kebutuhan minimum impor tiga bulan," kata Leo dalam risetnya, Rabu (8/3).

Menurut Leo, posisi cadangan devisa tersebut juga dapat menutup kebutuhan minimal impor dan larinya dana asing secara tiba-tiba sekitar 90 miliar dolar AS. Cadangan valuta asing di BI juga akan bertambah jika sudah memasukkan nilai dari perjanjian swap Indonesia dengan beberapa negara yang nilainya 83,1 miliar dolar AS.

Swap merupakan kerja sama pertukaran yang dilakukan oleh otoritas di masing-masing negara untuk melindungi nilai penjualan ekspor, modal yang ditanamkan atau dipinjam di luar negeri dari kerugian akibat fluktuasi kurs mata uang.

"Lebih lanjut, cadangan valas dapat naik jika memasukkan perjanjian swap Indonesia dengan beberapa negara senilai total 83,1 miliar dolar AS," kata Leo.

Berdasarkan keterangan resmi Bank Indonesia disebutkan, penambahan devisa berasal dari penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas. Penerimaan devisa tersebut melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement