EKBIS.CO, PALEMBANG -- Di tengah harga batu bara di pasar internasional yang masih belum stabil selama 2016, PT Bukit Asam (PTBA) Tbk mampu membukukan kinerja positif dari operasional dan finansial.
Sekretaris perusahaan PTBA Tbk Adib Ubaidillah menjelaskan, BUMN tambang batu bara yang berkantor pusat di Tanjung Enim, Sumatra Selatan (Sumsel) tersebut berhasil meraup laba usaha Rp 2,53 triliun. Laba usaha 2016 mengalami peningkatan tiga persen dibanding laba usaha 2015 yang tercatat Rp2,47 triliun.
Menurut Adib keberhasilan kinerja 2016 tersebut berkat didukung kekuatan fundamental dan kompetensi perseroan yang kuat khususnya dari sisi operasional penambangan pada supply chain system. “Juga dari upaya efisiensi secara terus menerus di semua lini. Seperti optimasi sistem penambangan dengan pengendalian stripping ratio atau SR, jarak angkut di lokasi tambang dan optimasi perencanaan tambang,” ujarnya, Jumat (17/3).
Dari laba usaha tersebut, PTBA selama 2016 membukukan laba sebesar Rp 2,02 triliun dengan rasio Net Profit Margin (NPM) sebesar 14,4 persen. “Berdasarkan catatan lembaga kajian keuangan Bloomberg Januari 2017 NPM pada 2016 tercatat menjadi yang tertinggi pada industri batu bara nasional,” kata Adib.
Laba bersih tersebut merupakan kontribusi dari penjualan batu bara PTBA selama 2016 sebesar 20,7 juta ton atau naik sembilan persen dibanding volume penjualan 2015 sebesar 19,1 juta ton. Peningkatan penjualan tersebut didorong peningkatan produksi dan peningkatan angkutan batu bara dengan kereta api sebesar 12 persen.
Pada 2015, volume produksi batu bara Bukit Asam mencapai 15,8 juta ton. Jumlahnya naik menjadi 17,7 juta ton pada 2016.