EKBIS.CO, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 sebesar 5,02 persen cukup tinggi dibandingkan beberapa negara lain di dunia. Bank Dunia (World Bank) menyatakan, hal itu menunjukkan fundamental Indonesia cukup kuat.
Kendati demikian, Indonesia masih harus mewaspadai berbagai risiko terutama terkait imbas dari kondisi perekonomian global. "Dari sudut pandang kami, masih ada risiko The Fed akan naikkan Fed Rate beberapa tahun ke depan. Juga krisis Eropa, ada proses politik yang bisa berdampak pada ketidakpastian signifikan," jelas Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia Rodrigo Chaves di Jakarta, Rabu, (22/3).
Ia mengatakan, ada beberapa sektor yang bisa diunggulkan Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Di antaranya sektor jasa, karena memiliki kontribusi meningkat terhadap perekonomian serta perdagangan Indonesia, meski masih di bawah negara lainnya.
Berdasarkan data dari Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Indonesia merupakan negara dengan hambatan terbanyak untuk perdagangan jasa. "Maka jika itu bisa dikurangi, bukan hanya daya saing yang akan naik tapi juga akan mendorong sektor lainnya," tutur Chaves.
Acting Lead Economist Bank Dunia Hans Anand Beck menambahkan, hambatan perdagangan jasa dapat merugikan pertumbuhan produktivitas beragam sektor lain. Pasalnya, jasa menjadi input penting bagi produksi industri.
"Sudah saatnya mengkaji ulang hambatan kebijakan yang terkait perdagangan jasa untuk memastikan Indonesia memberikan layanan jasa berkualitas," ujar Beck. Menurutnya, layanan jasa berkualitas bisa bermanfaat bagi ekonomi secara keseluruhan.