EKBIS.CO, KUALA LUMPUR -- Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar RI) tengah menggenjot pariwisata halal di Tanah Air. Bahkan, tim Percepatan Pengembangan Wisata Halal pun dibentuk sejak tahun lalu.
Tahun ini Kemenpar menargetkan, sebanyak tiga juta wisatawan mancanegara (wisman) Muslim mengunjungi Indonesia. Angka itu naik sekitar 15 persen dari total wisman Muslim yang datang ke Indonesia pada tahun lalu yakni 2,2 juta.
Tim Percepatan Pengembangan Wisata Halal Riyanto Sofyan mengatakan, potensi wisman Muslim sangat besar. Meski wisman terbesar masih didominasi oleh Cina yaitu mencapai 120 juta pada 2015, namun di tahun sama ada 116 juta turis Muslim yang juga melakukan perjalanan ke berbagai negara.
"Jumlahnya hampir sama, cuma beda empat juta dengan turis Cina. Jadi pasar utama yang besar itu harus disasar dengan maksimal," ujar Riyanto kepada Republika.co.id, Jumat, (7/4).
Ia menambahkan, pasar utama wisman Muslim Indonesia meliputi Timur Tengah, Eropa, serta Asia. Riyanto menjelaskan, target wisman Muslim Indonesia akan terus bertambah setiap tahun. Pada 2018 misalnya, Kemenpar memproyeksikan sebanyak 3,4 juta turis Muslim yang datang ke Indonesia. "Di tahun berikutnya target kita empat juta lalu tambah lagi jadi lima juta di tahun berikutnya," tutur Riyanto.
Ia mengatakan, hal itu demi tercapainya target pemerintah yang menginginkan sebanyak 20 juta wisman datang ke Indonesia sampai 2019. Wisman Muslim diharapkan bisa berkontribusi sebesar 25 persen.
Melalui pameran internasional Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) 2017 yang kini tengah diikuti Kemenpar di Kuala Lumpur, Riyanto yakin semua target itu bisa dicapai. Lewat acara yang digelar empat hari dari 5 sampai 8 April ini, Kemenpar menargetkan minimal seribu wisman Muslim dapat berkunjung ke Indonesia.
"Hitung kasar setiap turis Muslim mengeluarkan 1.100 dolar AS per visit, lalu dikali seribu setidaknya pendapatan kasar mencapai 1 juta dolar AS," jelasnya. Indonesia sendiri mengunggulkan lima provinsi sebagai destinasi halal di antaranya Aceh dan Sumatra Barat.