EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (persero) atau PLN menandatangani kontrak jual beli listrik swasta (Power Purchase Agreement/PPA) dengan dua perusahaan yakni PT Medco Ratch Power Riau dan PT Minahasa Cahaya Lestari. PT Medco Ratch Power Riau akan membangun PLTGU Riau 275 Megawatt (MW) dan PT Minahasa Cahaya Lestari untuk pembangunan PLTU Sulut-3 kapasitas 2 x 50 MW.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir menandatangi kedua PPA tersebut bersama para Direktur perusahaan pengembang proyek di PLN Kantor Pusat, Jakarta, Jumat (7/4). Setelah PPA ditandatangani, Sofyan mnejelaskan, masing-masing perusahaan harus mendapatkan pendanaan proyek dalam jangka waktu maksmimum 12 bulan sejak tanggal efektif PPA.
Pengembangan kedua proyek ini dilakukan dengan skema tanpa adanya penjaminan pemerintah Indonesia. "Cara ini mendorong pembiayaan kedua proyek ini mengandalkan ekuitas perusahaan sendiri dan pinjaman dari dalam maupun luar negeri," ujar Sofyan dalam rilis perusahaan yang diterima, Sabtu (8/4).
PLTGU Riau diproyeksikan menelan biaya investasi mencapai 300 juta dolar AS. Proyek ini akan dibangun di Kelurahan Sail, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau. Pekerjaan konstruksi termasuk pembangunan fasilitas pipa gas sepanjang 43 kilometer dan jaringan transmisi diperkirakan akan memakan waktu 36 bulan. Dijadwalkan proyek ini mencapai Commercial Operation Date/COD di tahun 2021.
Sementara itu, energi listrik yang dibangkitkan setiap tahunnya sebesar lebih kurang 1.446 GWh. Energi listrik akan disalurkan ke Sistem Ketenagalistrikan Sumatra Bagian Tengah dan Selatan melalui jaringan transmisi 150 kV (SUTT) ke GI 150 kV Tenayan dan GI 150 kV Teluk Lembu milik PLN.
Sedangkan PLTU Sulut-3 akan dibangun di Kema, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Investasi pembangunan pembangkit ini mencapai 215 juta dolar AS untuk membangun konstruksi dan jaringan transmisi 7 kilometer selama 39 bulan. COD pembangkit dijadwalkan pada pertengahan tahun 2020. Listik dari PLTU ini akan disalurkan ke sistem kelistrikan Suluttenggo dengan jaringan 150 kV dan GI 150 kV Kema sebesar ±700 GWh per tahun.
Secara keekonomian, PLTGU Riau layak untuk dibangun mengingat perbandingan harga jual beli tenaga listriknya dengan BPP (Biaya Pokok Penyediaan) pembangkitan sistem ketenagalistrikan setempat tahun 2016 adalah sekitar 64 persen. Proyek ini nantinya dapat memberikan potensi penghematan untuk PLN sekitar Rp 700 miliar per tahun.
Demikian juga dengan PLTU Sulut-3. Selain layak untuk dibangun dengan membandingkan harga jual beli dibandingkan BPP setempat, proyek ini juga akan memberikan potensi penghematan sekitar Rp 422 miliar per tahun. N Sapto Andika Candra