EKBIS.CO, WAJO -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menargetkan penyelesaian Bendungan Passelloreng Sulawesi Selatan lebih cepat. Dia yakin bendungan ini bisa selesai lebih cepat yakni Juli 2018. Target awal penyelesaian bendungan sesuai kontrak awal adalah 2019. Untuk mewujudkannya, pihaknya menerapkan kerja dengan tiga shift selama tujuh hari dalam sepekan. Progres bendungan saat ini telah mencapai 54 persen.
Bendungan Paselloreng merupakan bagian dari 49 bendungan baru yang dibangun pada masa Kabinet Kerja. Konstruksi pembangunan yang dimulai 1 Juni 2015 ini dilakukan oleh PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk - PT. Bumi Karsa dengan nilai kontrak Rp 701 miliar. Daya tampung bendungan sebesar 138 juta meter kubik dan direncanakan dapat mengairi irigasi seluas 7 ribu hektare, air baku 305 liter per detik dan mengurangi banjir di Kabupaten Wajo.
Dalam kesempatan tersebut Basuki membandingkan jumlah bendungan Indonesia dan Cina yang memiliki 100 ribu bendungan. Sementara Indonesia baru memiliki 231 bendungan. "Dalam lima tahun kedepan akan kita bangun 49 bendungan baru," kata dia.
Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pembangunan Bendungan Paselloreng merupakan wujud nyata yang dilakukan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan air pada daerah pertanian agar hasilnya dapat meningkat. Provinsi Sulsel merupakan salah satu lumbung pangan nasional terbesar.
"Pada akhirnya peningkatan taraf hidup petani dan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai," katanya.
Nantinya, akan ada lima kecamatan di Kabupaten Wajo yang akan dilayani kebutuhan airnya dari Bendungan Paselloreng. Lima kecamatan tersebut yakni Gilireng, Penrang, Majauleng, Sajowangi dan Takalala selama ini hanya mengandalkan area sawah tadah hujan.