EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan sebesar 1,25 juta unit rumah pada 2019. Jumlah itu meningkat dari target pada 2018, yaitu sebesar 1 juta unit rumah.
"Program Satu Juta Rumah dilakukan bersama seluruh stakeholder baik pemerintah, perbankan, pengembang, asosiasi pengembang dan lainnya," kata Plt Dirjen Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid, dalam rilis PUPR, Jakarta, Ahad (3/2).
Menurut dia, untuk mencapai target baru sebesar 1,25 juta unit rumah tersebut, diperlukan promosi yang lebih masif di samping media konvensional juga melalui internet dan media sosial. Sehingga, masyarakat lebih mudah mencari lokasi rumah subsidi yang diminatinya.
Sejak dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 29 April 2015, capaian Program Satu Juta Rumah terus meningkat. Pada 2015 sebanyak 699.770 unit, tahun 2016 sebanyak 805.169 unit, dan tahun 2017 sebanyak 904.758 unit.
Tahun 2018, untuk pertama kalinya capaian Program Satu Juta Rumah adalah 1.132.621 unit. Secara keseluruhan dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2018, telah terbangun 3.542.318 unit rumah.
Sementara itu, Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) melalui anggotanya memberikan kontribusi 394.686 unit rumah. Angka itu sekitar 40 persen dari program pembangunan sejuta rumah yang menjadi target pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Capaian itu terdiri dari rumah bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 214.686 unit dan rumah komersial bawah dengan kisaran harga Rp200 juta hingga Rp300 juta sebanyak 180.000 unit," kata Ketua Umum DPP REI, Soelaeman Soemawinata kepada wartawan di Jakarta, Rabu (23/1).
Realisasi pembangunan rumah REI ini meningkat dibandingkan capaian pada 2017 dengan total sebanyak 376. 290 unit. Terdiri dari, rumah bersubsidi untuk MBR sebanyak 206.290 unit dan rumah komersial (nonsubsidi) sebanyak 170.000 unit.
Soelaeman mengungkapkan jumlah rumah yang terbangun sepanjang 2018 tersebut belum termasuk rumah komersial di segmen menengah atas di Jabodetabek dan kota-kota besar di seluruh Indonesia. Mayoritas perumahan di kota besar memang dibangun oleh pengembang anggota REI.
Ia mengakui pendataan rumah-rumah komersial (nonsubsidi) terutama di daerah memang mengalami kendala. Sebab, pengembang belum memberikan laporan pembangunan kepada Sekretariat DPP REI.
"Meski begitu, dengan angka 394.686 unit rumah terbangun di 2018 itu saja sudah menunjukkan bahwa kontribusi REI dalam Program Sejuta Rumah sepanjang 2018 hampir mencapai 40 persen dari realisasi keseluruhan Program Sejuta Rumah yang dilaporkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebanyak 1.132.621 unit," ungkapnya.