Selasa 25 Apr 2017 17:35 WIB

Impor Daging Kerbau India Jalan Terus

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Indira Rezkisari
Pekerja menunjukkan daging kerbau saat kampanye pangan di Jakarta.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pekerja menunjukkan daging kerbau saat kampanye pangan di Jakarta.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah melanjutkan kebijakan impor daging kerbau beku dari India untuk menutup kebutuhan daging di Indonesia. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebutkan, volume impor daging kerbau beku akan dibuka hingga 100 ribu ton. 

Enggar menilai, kualitas daging kerbau beku sama dengan daging sapi beku, bahkan harganya dipastikan lebih murah dibanding daging sapi. Menurutnya, harga maksimum daging kerbau beku hanya Rp 80 ribu per kilogram. 

"Sekarang ini sudah ada tersedia dan itu akan jalan terus. Daging dari India akan jalan terus sampai 100 ribu ton," jelas Enggar di Kementerian Koordinator Perekonomian, Selasa (25/4). 

Enggar juga meminta masyarakat untuk terus membiasakan diri untuk mengonsumsi daging beku, ketimbang daging segar. Menurutnya, daging beku baik sapi atau kerbau memiliki higienitas lebih tinggi daripada daging segar. 

"Kalau ke restoran, mana ada mereka siapkan steak dengan daging segar. Itu dilarang karena tidak higienis. Sementara kalau dibekukan, kumannya mati. Jadi daging beku sebetulnya makanan sehat," jelas Enggar.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menambahkan bahwa izin impor daging kerbau beku dari India meningkat menjadi 100 ribu ton. Angka ini 30 ribu ton lebih banyak dibanding izin impor yang diterima Bulog sebelumnya sebanyak 70 ribu ton daging kerbau beku. Bulog mencatat, pasokan daging kerbau beku dari India saat ini sudah menyentuh 39 ribu ton. Djarot yakin, jumlah ini mampu memenuhi kebutuhan daging di dalam negeri hingga Lebaran. 

"Tapi tetap (tambah impor) mungkin 10 ribu-20 ribu ton lagi. Kan sekarang stok 39 ribu ton. Banyak itu," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement