EKBIS.CO, PALEMBANG -- Angkutan kereta api masih jadi andalan utama PT Bukit Asam (PTBA) Tbk mengangkut batu bara dari lokasi tambang di Tanjung Enim ke pelabuhan yang ada di Bandarlampung dan Palembang. Setiap tahun BUMN batu bara tersebut selalu merencanakan kenaikan volume angkutan batu bara menggunakan kereta api.
“PT Kereta Api Indonesia (KAI) sudah sudah menyatakan komitmennya untuk mengangkut batu bara PTBA dari lokasi tambang pada 2017 sebanyak 21,70 juta ton atau naik 22,5 persen dibanding realisasi tahun lalu sebanyak 17,72 juta ton,” kata Sekretaris Perusahaan PTBA Tbk Adib Ubaidillah, Senin (1/5).
Adib Ubaidillah yang dihubungi Republika menjelaskan, 21,70 juta ton batu bara tersebut akan diangkut dari Tanjung Enim ke pelabuhan Tarahan di Bandarlampung sebanyak 18 juta ton dan ke Dermaga Kertapati di Palembang sebanyak 3,7 juta ton.
Untuk kenaikan volume angkutan batu bara tersebut menurut Adib Ubaidillah PT Kereta Api Indonesia (KAI) didukung dengan beroperasinya secara penuh tambahan lokomotif dan gerbong yang dimiliki PT KAI serta selesainya jalur double track di lintasan Tanjung Enim – Prabumulih.
“Peningkatan kapasitas angkut kereta api dan peningkatan produksi batu bara Perseroan merupakan bagian dari klausa perjanjian pengangkutan batu bara dengan PT KAI,” ujar Adib.
Selain komitmen dari PT Kereta Api Indonesia (KAI), untuk meningkatkan angkutan batu bara tersebut, menurut Adib Ubaidillah BUMN batu bara tersebut juga telah menyelesaikan pembangunan berbagai infrastruktur di lokasi tambang di Tanjung Enim, di antaranya Train Loading Station 4 untuk memuat batu bara ke gerbong kereta api.
Menurut Adib Ubaidillah volume angkutan batu bara menggunakan kereta api dari Tanjung Enim ke Tarahan dan Kertapati setiap tahunnya menunjukkan peningkatan. “Pada 2015 total angkutan bara dengan kereta api sebanyak 15,79 juta. Kemudian pada 2016 mengalami peningkatan terealisasi sebanyak 17,72 juta ton atau meningkat 12,22 persen,” katanya.
Sementara itu untuk penjualan batu bara selama 2017 BUMN yang berkantor pusat di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (Sumsel) tersebut merencanakan target penjualan batu bara sebanyak 27,29 juta ton atau 31 persen lebih tinggi dari realisasi penjualan 2016 sebanyak 20,75 juta ton.