EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan Tjahja Widayanti mengatakan hingga hari ini sudah ada ratusan pedagangan yang sudah mendaftarkan diri untuk melaporkan stok kepada Kementerian Perdagangan sesuai arahan Permendag Nomor 20 Tahun 2017. Tjahja mengatakan sistem pelaporan stok ini nantinya menjadi acuan pemerintah untuk mengawasi dan mengontrol ketersediaan kebutuhan bahan pokok. Ia mengatakan, dengan data yang ada maka pemerintah juga bisa menjalankan kebijakan startegis.
"Jadi nanti kan kita tahu stok. Mereka setiap tanggal 15 melaporkan stoknya, setelah digabungkan, jadi kita tahu stok nasional seperti apa," ujar Tjahja saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (11/5).
Tjahja mengatakan nantinya para pedagang mendapatkan nomer STP untuk bisa mengisi form selanjutnya untuk melengkapi dan melaporkan stok mereka. Tjahja mengatakan, pengisian data dan pelaporan stok ini nantinya juga bisa memberikan dampak postif bagi para pedagang sehingga apabila kekurangan stok maka pemerintah bisa langsung melakukan pemasokan.
Tjahja mengatakan untuk jenis komoditas sendiri memang beragam. Namun, dari data yang ada para pedagang daging, gula dan minyak goreng yang paling banyak sudah mendaftar dan melaporkan ketersediaan barang. Sedangkan untuk komoditas lain memang masih perlu ditingkatkan.
"Kebanyakan seperti daging, gula, minyak goreng. Saya belum liat cabe sih, cuman kan memang prodak mereka kan banyak dan macem macem kan. Nanti kita cek lagi deh," ujar Tjahja.
Kedepan, Tjahja mengatakan, Kementerian Perdagangan sudah memberikan pengarahan kepada para eselon I untuk bisa turun ke daerah. Kegiatan ini selain untuk mengecek ketersediaan barang dan stabilitas harga juga untuk mensosialisasikan kepada para pedagang untuk bisa melaksanakan Permendag Nomer 20 Tahun 2017 ini.
"Pak menteri kan sudah minta eselon satu buat turun, jadi selain liat stok harga juga kita jemput bola. Direktur saya nulis surat ke distributor yang kita tahu supaya mereka mau daftar. Responnya sih positif ya sekarang," ujar Tjahja.