EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) memfasilitasi investor Malaysia dengan Indonesia membahas potensi investasi di Tanah Air. Pertemuan yang digelar di Jakarta pada Selasa (23/5), merupakan tindak lanjut kunjungan kerja Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo ke Kuala Lumpur pada 20-21 April lalu.
Eko mengatakan, pertemuan tersebut berhasil menyepakati beberapa komitmen investasi. "Sudah ada komitmen di sektor listrik, jalan tol, pelabuhan dengan Malaysia," kata Eko, Selasa (23/5).
Ia memaparkan, sejumlah perusahaan dari Indonesia turut dalam pertemuan. Beberapa di antaranya PT Pembangunan Perumahan, PT Wijaya Karya, Rajawali Group, Sinarmas Group, Triputra Group, Salim Group, PT Truba Jaya dan PT Rukun Raharja. Kedua pemerintah mempertemukan perusahaan-perusahaan itu dengan perusahaan Malaysia, seperti, FELDA, Tenaga Listrik Berhad, Khazanah, YTL Corporation Berhad, Axiata dan CIMB Investment Banking.
Eko menyebut, potensi investasi Indonesia dan Malaysia mencapai lebih dari Rp 120 triliun. Potensi itu berasal dari proyek listrik dan pabrik semen sebesar Rp 61,1 triliun. Serta, dari proyek infrastruktur dan properti yang ditawarkan perusahaan BUMN sebesar Rp 65,5 triliun.
Dia mengatakan, pertemuan tindak lanjut ini dihadiri lebih dari 20 perusahaan Malaysia dari sektor listrik, infrastruktur, jalan tol dan properti. Selain itu, hadir juga 40 perusahaan lainnya, termasuk BUMN.
Ia memerinci sejumlah proyek yang siap dilakukan, yakni, jalan tol Palimanan-Solo, pembangunan listrik di Malaysia dan Kepulauan Riau.
Eko menjadi inisiator karena mendapat tugas dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mencari peluang investasi di Malaysia, mengidentifikasi dan mengatasi persoalan yang menghambat investasi di Indonesia, mengawal dan memastikan kelancaran proses realisasi investasi.
Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Dato Seri Zahrain Mohamed Hashim berpandangan, kerja sama bisnis antara Malaysia dan Indonesia semakin mempererat hubungan baik antara kedua negara. Sehingga, ia beranggapan adanya kerja sama bisnis ini dapat menjadi kesempatan untuk mengatur strategi pembangunan antara kedua negara."Komitmen kami berinvestasi sangat besar di Indonesia," jelasnya.