EKBIS.CO, Nurhani (45 tahun), wanita paruh baya dengan tiga orang anak ini memiliki sebuah usaha kecil yaitu berdagang bakso tusuk dan aneka es di rumahnya. Penghasilannya tidak begitu besar, hanya dua juta rupiah per bulan, yang ia pakai untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beserta suami serta ketiga anaknya.
Sang suami sendiri adalah seorang petugas keamanan yang bekerja di salah satu perumahan di Kabupaten Bogor. Setiap pagi, tubuh sehatnya seakan memberikan semangat dan kekuatan tersendiri baginya untuk terus bekerja, karena selain berjualan ternyata Nurhani juga merupakan seorang petani. Ia mengolah kebun miliknya dengan menanam singkong dan aneka tanaman palawija lainnya.
Biasanya, Nurhani dan suami menanam tanaman singkong, ketela dan juga talas. Ketika panen, mereka akan langsung menjualnya ke pasar. Hasil yang mereka dapatkan dari menjual aneka palawija tersebut, ternyata tidak seberapa, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari–hari saja. Lantas suatu hari, terpikirlah ide usaha rumahan, yang akhirnya membuat hidup keluarga Nurhani semakin sejahtera.
Cerdas Membaca Peluang
Kesempatan besar akhirnya datang, berawal dari keinginannya untuk semakin mengembangkan usaha, Nurhani pun mantap bergabung bersama Amartha, untuk memperoleh pembiayaan modal usaha. Di tahun pertama Nurhani bergabung menjadi mitra Amartha, ia memperoleh pembiayaan sebesar tiga juta rupiah.
Modal tersebut ia gunakan untuk memulai membuat usaha keripik singkong. Nurhani memulai meracik singkong mentah untuk dijadikan keripik yang renyah dan enak. Kala itu, ia membutuhkan beberapa kali percobaan untuk menemukan rasa keripik singkong yang gurih dan pas di lidah kebanyakan orang.
Dalam memulai usaha keripik singkong ini, Nurhani dibantu oleh sang suami, suami Nurhani biasanya turut membantunya untuk menjual keripik singkong buatannya dari warung ke warung, selain itu suami Nurhani juga membantu menyiapkan bahan baku yaitu singkong yang ditanam di kebun milik mereka.
“Saya kepikiran bikin keripik singkong saja, dari pada jual mentah dihargai murah, kalo keripik singkong biasanya bisa dibeli kiloan dan harganya lumayan, makanya saya gabung Amartha supaya ada modal buat usaha keripik singkong, Alhamdulilah kemarin sudah dapat tiga juta untuk modal,” ujar Nurhani.
Rupanya dari usaha inilah, akhirnya Nurhani berhasil memproduksi dan memasarkan keripik singkong buatannya ke warung jajanan sekitar rumahnya, bahkan Nurhani pun sudah memiliki beberapa pelanggan tetap yang setia menjadi distributor kripik buatannya. Usaha keripik singkong Nurhani dalam sehari mampu meraup omzet sebesar Rp 300 ribu, hal ini berarti dalam sebulan ia mendapatkan omzet hingga sembilan juta rupiah.
“Ya saya bersyukur sekali, kalau dijual mentah paling sekarung itu Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu, sekarang dijadiin kripik bisa dapet untung yang lebih banyak,” ujar Nurhani.
Omzet tersebut belum termasuk hasil dagang bakso tusuk dan aneka es yang juga ia tekuni. Usaha Nurhani yang sedang berkembang itupun, tak lantas membuat Nurhani berpuas diri. Nurhani masih terus menyempatkan diri mencari pasar-pasar baru termasuk terus menjalin kerjasama baru dengan pedagang makanan kecil lain di sekitaran tempat ia tinggal, agar kripik buatannya makin dikenal dan diburu orang.
(Baca juga: Fintech Jadikan Sarnati Perempuan Mandiri)
Kripik singkong buatan Nurhani
Ingin Tuntas Sekolahkan Anak
Motivasi terbesar Nurhani gigih menekuni kedua usahanya adalah adanya keinginan untuk menyekolahkan anak–anaknya hingga ke bangku perkuliahan. Dari hasil berjualan keripik singkong dan bakso tusuk serta aneka es, Nurhani bisa mulai menyisihkan sebagian penghasilannya untuk mengisi tabungan pendidikan anak–anaknya kelak.
“Saya dari dulu ingin sekali, punya tabungan untuk anak–anak nanti kuliah, semakin lama biayanya makin besar, kalau tidak nabung dari sekarang rasanya nggak tenang, sekarang alhamdulilah sudah ada tabungan untuk anak–anak nanti kuliah,” katanya.
Selain menyisihkan penghasilannya untuk ditabung, Pendapatan Nurhani dari berdagang juga digunakan untuk merenovasi warungnya agar lebih luas dan lebih nyaman. Dulu menurutnya warungnya kecil dan sempit, tapi sekarang sudah dibongkar dan lebih dilebarkan.
"Saya berharap bisa gabung Amartha terus, supaya usaha saya makin maju, bisa tambah modal buat gedein usaha lagi," ujar Nurhani.
Nurhani menginginkan usaha keripik singkongnya bisa segera memiliki merek dagang sendiri dan dapat menjadi salah satu oleh–oleh khas dari daerahnya, yang dipasarkan melalui berbagai toko makanan.